Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Tim Transisi, Jokowi Merasa Tak Menyalahi Etika Politik

Kompas.com - 05/08/2014, 20:27 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo merasa pembentukan tim transisi tidak mendahului keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan menyidangkan gugatan Pemilu Presiden 2014 yang diajukan pasangan rivalnya, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sidang perdana gugatan itu akan digelar Mahkamah Konstitusi pada Rabu (6/8/2014) besok.

"Enggak apa-apa dong. Mau bentuk kabinet waktu kampanye saja boleh kok, apalagi ini yang sudah ada dasar dari KPU," ujar Jokowi seusai rapat kedua dengan tim transisi, di Rumah Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2014) malam.

"Yang penting itu, intinya kita menghormati proses di MK, sudah begitu saja cukup," lanjut Jokowi.

Jokowi mengatakan, penetapan pemenang pilpres oleh KPU sudah menjadi dasar kubu Jokowi-JK melakukan manuver dan persiapan menjelang transisi kepemimpinan. Salah satunya ialah dengan mempersiapkan langkah-langkah agar setelah resmi dilantik, program prioritas dapat segera terlaksana.

"Kita kan memang ingin cepat. Program kita harus segera dilaksanakan kan," lanjut dia.

Dikritik tim Prabowo-Hatta

Sebelumnya, juru bicara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Tantowi Yahya, mempertanyakan sikap pasangan presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla yang telah membangun dan meresmikan Kantor Transisi untuk merancang pemerintahan mendatang. Menurut dia, langkah tersebut terburu-buru karena meskipun keduanya sudah ditetapkan sebagai pemenang pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum, hasil akhir tetap ditentukan melalui sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi.

"Itu adalah sikap yang tidak menghargai proses yang sedang berlangsung di MK," kata Tantowi melalui pesan elektronik, Senin (4/8/2014) malam.

Tantowi merasa optimistis dengan bukti-bukti yang akan disampaikan timnya dalam persidangan yang akan dimulai pada Rabu (6/8/2014). Oleh karena itu, bukan tidak mungkin nantinya MK memutarbalikkan keadaan dan menetapkan pasangan Prabowo-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

"Belum ada yang definitif menang atau kalah, semuanya masih harus menunggu keputusan MK," ujarnya.

Jokowi meresmikan Rumah Transisi di Jalan Situbondo Nomor 10 Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (4/8/02014) kemarin. Tim ini berfungsi untuk mengantarkan transisi kepemimpinan dari pemerintahan saat ini ke pemerintahan Jokowi-JK. Lewat tim itu, Jokowi ingin transisi kepemimpinan kekuasaan berjalan mulus. Rumah transisi terdiri dari seorang ketua dengan empat deputi. Ketua Tim Transisi ialah Rini Soemarno, dengan lima staf deputi pembantu, yakni Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Pemenangan I Andi Widjajanto, Sekretaris Tim Pemenangan II Akbar Faizal, dan Juru Bicara Jokowi-JK, Anies Baswedan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com