"Tokoh utama ISIS di Indonesia adalah para teroris yang sudah lama di Indonesia. Lihat saja yang di baiat, yang ada di YouTube ternyata anak buah kelompok Santoso. Ada juga 20 narapidana teroris, termasuk Abu Bakar Ba’asyir," ujar Ansyaad.
Ia mengatakan, sejak dua tahun terakhir, gerak kelompok teroris di Indonesia "tiarap" karena pemimpin dan tokoh-tokoh pentingnya sudah ditembak mati hingga diringkus polisi. Ansyaad mencontohkan gerakan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang memiliki garis dengan Jamaah Islamiyah (JI) mulai melemah setelah Abu Bakar Ba’asyir diringkus polisi. Demikian juga tokoh intelektual aksi terorisme di Indonesia lainnya pada tahun 2000-an seperti Dr Azahari dan Noordin M Top.
Setelah itu, kelompok teror di Indonesia menyebar dalam kelompok-kelompok kecil dengan berbagai nama yang kerap berganti.
"Setelah itu, praktis sudah tiarap mereka karena selalu terendus Densus sebelum melakukan aksi. Saat mereka tidak lagi kuat secara fisik, datanglah ISIS ini. Awalnya, mereka hanya pergi ke Suriah untuk melakukan jihad. Mereka tidak ada yang tahu apa itu ISIS. Jadi, ini seolah 'angin segar' bagi kelompok teroris di Indonesia karena seperti punya kekuatan baru," papar Ansyaad.
Kelompok teroris yang membaiatkan diri bergabung dengan ISIS, ungkap Ansyaad, juga dilakukan karena memiliki semangat yang sama dengan ISIS, yaitu mendirikan negara Islam. Dengan demikian, tanpa perlu mengetahui lebih jauh apa itu ISIS, kata Ansyaad, kelompok teroris ini langsung menyatakan dukungan terhadap organisasi pimpinan Abu Umar Al-Baghdadi tersebut. Salah satunya adalah kelompok Santoso.
Ansyaad menyebutkan, keterkaitan kelompok teroris yang ada di Indonesia dengan ISIS dapat dilihat dari tempat-tempat yang diduga telah terjadi penggalangan dukungan untuk ISIS.
"Contohnya adalah bekas tempat-tempat pelatihan teroris zaman dulu itu sudah diindikasikan ada dukungan untuk ISIS seperti di Poso," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ISIS mulai menyebarkan pengaruhnya ke Indonesia melalui sebuah video yang diunggah ke YouTube. Video itu berisi sekelompok warga Indonesia di ISIS yang meminta kaum Muslimin di Indonesia untuk bergabung dengan kelompok mereka.
Kementerian Hukum dan HAM mendata setidaknya 24 narapidana kasus terorisme yang telah menyatakan dukungan terhadap ISIS. Pemerintah Indonesia telah bersikap menolak keberadaan ISIS dan melarang segala bentuk penyebaran informasi terkait organisasi yang telah menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.