Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Pemerintah Indonesia Menolak dan Tak Izinkan Keberadaan ISIS

Kompas.com - 04/08/2014, 16:16 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil rapat terbatas sejumlah menteri dan pejabat terkait bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono di Kantor Presiden hari ini, Senin (4/8/2014), menghasilkan sikap Pemerintah Indonesia atas keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pemerintah Indonesia menolak keberadaan ISIS itu lantaran bertentangan dengan ideologi Pancasila.

“Pemerintah dan negara menolak dan tidak izinkan paham ISIS berkembang di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi Pancasila, NKRI, dan kebinekaan,” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers seusai rapat terbatas itu.

Hadir dalam jumpa pers kali ini yaitu Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, serta Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.

Djoko mengungkapkan, selama ini segala pergerakan ISIS di Tanah Air selalu dipantau dan diikuti aparat keamanan mulai dari jajaran kepolisian, Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT), hingga BIN. Tidak hanya memantau perkembangan paham itu, tetapi Djoko mengungkapkan bahwa kepolisian juga telah mendeteksi para pelaku penyebar paham itu.

Menurut Djoko, keberadaan ISIS di Indonesia ini telah mendulang banyak respons dari kalangan tokoh agama hingga organisasi Islam garis keras.

“Bahkan banyak organisasi Islam baik garis keras dan moderat sebenarnya tidak setuju dengan keberadaan paham ini di Indonesia. Kami apresiasi atas respons yang baik dari masyarakat ini yang menunjukkan adanya indikasi kewaspadaan yang tinggi,” imbuh Djoko.

Mantan Panglima TNI ini juga mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak terpengaruh pada paham yang tengah disebar oleh ISIS.

“Paham ISIS bukanlah agama. Ini masalah ideologi dan kalau dikaitkan dengan negara kita ini, sangat bertentangan dengan Pancasila, NKRI, dan kebinekaan,” papar Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com