Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura Siap Sodorkan Calon Menteri kepada Jokowi

Kompas.com - 04/08/2014, 11:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husein memastikan partainya siap menyodorkan nama-nama kader Hanura yang diharapkan masuk ke dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun, Hanura akan menyodorkan nama jika diminta oleh Jokowi.

"Jika memang diminta, kader Hanura selalu siap memberikan rekomendasi siapa saja yang terbaik untuk masuk kabinet. Wewenang dan tanggung jawab itu melalui Pak Wiranto selaku ketua umum partai," ujar Husein kepada Kompas.com, Senin (4/8/2014) pagi.

Pria asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur itu mengatakan bahwa kabinet kerja ala Jokowi-JK harus diisi oleh orang yang berkompeten dan profesional di bidangnya. Pihaknya tak mempermasalahkan dari mana tokoh itu berasal, baik dari partai politik, birokrasi, TNI, Polri, akademisi, pengusaha atau LSM.

Husein menolak ada dikotomi antara tokoh berlatar belakang profesional dengan tokoh berlatar belakang partai politik. Asalkan yang bersangkutan menguasai masalah dan mampu mengimplementasikan program pemerintah dengan baik.

Meski demikian, kata Husein, pihaknya mengembalikan keputusan tersebut kepada Jokowi-JK selaku presiden dan waki presiden terpilih periode 2014-2019.

"Biarkanlah beliau yang memformulasikan pembantunya. Jangan kita ganggu karena adanya keinginan kelompok atau perorangan," lanjut dia.

Saat ini, kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tengah menggugat penetapan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2014-2019 ke Mahkamah Konstitusi. Mereka juga mewacanakan pembentukan panitia khusus Pilpres di DPR.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com