JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim pemenangan nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud MD, mengklaim program Prabowo-Hatta untuk santri justru lebih substansi daripada gagasan calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo. Menurut Mahfud, gagasan Jokowi yang menginginkan tanggal 1 Muharam sebagai hari santri hanya sebagai bentuk perhatian simbolis kepada santri.
"Kalau Prabowo-Hatta justru lebih subtantif karena memang ada di program kami. Kalau ingin jadikan tanggal 1 Muharam hari santri itu kan sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional. Jadi, hanya sebagai bahan kampanye," kata Mahfud di Rumah Polonia Jakarta Timur, Selasa (1/7/2014).
Mahfud mengatakan, Prabowo-Hatta akan menjadikan pesantren sebagai salah satu saka guru (pilar utama) dalam pendidikan nasional. Menurut Mahfud, pendidikan nasional Indonesia tidak hanya maju sebagai pencipta kalangan profesional, tetapi juga matang secara moral dan spiritual.
Pernyataan Mahfud ini disampaikan terkait pernyataan anggota tim kampanye nasional Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah, yang dianggap telah melecehkan Jokowi. Dalam akun Twitter-nya, Fahri menyebut Jokowi sinting. Mahfud beranggapan bahwa Fahri tidak menyebut sinting Jokowi. Menurut dia, ucapan itu ditujukan pada gagasan Jokowi yang ingin menjadikan tanggal 1 Muharam sebagai hari santri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.