Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Franz Magnis: Buruk, Video Ahmad Dhani Merugikan Prabowo

Kompas.com - 27/06/2014, 17:42 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pakar Etika Politik dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Franz Magnis Suseno, menyesalkan pemakaian kostum mirip seragam pemimpin Nazi oleh musisi Ahmad Dhani dalam klip video "Prabowo-Hatta: We Will Rock You". Menurut Romo, klip video tersebut justru merugikan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Bad taste, itu suatu cita rasa yang buruk memakai seperti itu dan merugikan Prabowo karena dia (Dhani) mau mendukung Prabowo dengan memakai simbolisasi yang mudah diartikan fasis," ujar Romo dalam diskusi di Galery Cafe TIM, Cikini, Jakarta, Jumat (27/6/2014).

Franz Magnis mempertanyakan apakah penggunaan simbol tersebut disengaja atau tidak. Menurut dia, video tersebut juga belum tentu sesuai permintaan Prabowo. Franz Magnis menilai, penggunaan simbol Nazi tidak pantas dipublikasikan dalam video dukungan capres karena sangat sensitif di Jerman. Di Jerman, lanjut dia, artis yang menggunakan simbol Nazi bisa dipenjara.

Pria yang pernah menjadi warga Jerman itu juga mempertanyakan apakah Dhani mengerti makna penggunaan simbol Nazi atau tidak.

"Saya rasa mungkin orangnya hanya bodoh. Kalau dia tidak bodoh, dia itu busuk, dua-duanya saya kecam sekali," ucap Franz Magnis.

Klip video tersebut disorot berbagai media asing setelah situs majalah Jerman, Spiegel, menyoroti pemakaian kostum mirip seragam Himmler.

Dhani menyatakan dirinya bukan penganut fasisme. Dia pun meminta selera fashion-nya tidak seketika diartikan sebagai ideologinya. (baca: Ahmad Dhani: Saya Enggak Fasis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com