Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Masalah di Kemenag, Presiden Gelar Rapat Kabinet di Istana Cipanas

Kompas.com - 30/05/2014, 11:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II melakukan rapat terbatas di Istana Cipanas, Bogor, Jumat (30/5/2014). Rapat tersebut akan membahas tiga agenda terkait kasus korupsi haji, pembuatan peraturan pemerintah turunan dari Undang-undang nomor 16 tahun 2014 tentang desa, dan masalah perekonomian.

"Yang pertama akan digelar ratas kabinet bidang Polhukam. Dalam rapat kali ini akan dibahas rancangan peraturan pemerintah dari Undang-undang Desa," ujar Presiden SBY saat membuka sesi rapat.

SBY melanjutkan, agenda kedua yang akan dibahas dalam kabinet terbatas ini, yakni masalah konsolidasi di Kementerian Agama yang dilakukan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono pascamundurnya Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama. Suryadharma mundur setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penyelenggaraan haji.

"Terakhir adalah rapat kabinet terbatas yang akan membahas soal tantangan Indonesia dalam situasi perekonomian saat ini," ucap SBY.

Hadir dalam rapat terbatas kali ini, yakni Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Selain itu, hadir pula Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, Kepala Bappenas Armida Syahbana, Jaksa Agung Basrif Arief, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan Kapolri Jenderal Sutarman.

Beberapa hari belakangan ini, Presiden SBY lebih memilih menggelar rapat terbatas di luar Jakarta. Misalnya, saat menerima Suryadharma ketika menyatakan diri mundur dari posisi Menteri Agama pada Senin (26/5/2014), yang dilakukan di Istana Bogor.

Selama tiga hari Presiden SBY beserta keluarga menginap di Istana Bogor. Pada Rabu (28/5/2014), SBY juga kembali menggelar rapat terbatas di Istana Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com