Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Tuntut Pemerintahan Baru Ungkap Tragedi Mei 1998

Kompas.com - 12/05/2014, 11:22 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban tragedi 12 Mei 1998 menuntut pemerintahan yang baru mengungkap secara tuntas tragedi berdarah tersebut. Keluarga korban masih percaya dan yakin kasus ini dapat terungkap.

"Pemerintah yang akan datang bisa bertanggung jawab mengungkap kasus ini dengan jelas dan terbuka," ujar Lasmiati, ibu dari Hery Hartanto, di Kampus Trisakti, Jakarta Barat, Senin (12/5/2014). Hery adalah salah satu mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas pada tragedi tersebut.

Lasmiati mengatakan, sudah 16 tahun tragedi Trisakti berlalu, tetapi pemerintah belum dapat mengungkap kasus tersebut. Ia menganggap pemerintah hanya memberikan janji-janji kepada keluarga korban.

Menurutnya, pemerintah memang telah memberikan penghargaan berupa tanda kehormatan Bintang Jasa Pratama kepada anaknya. Namun, ia tetap mendesak agar pemerintah menuntaskan pengusutan kasus tersebut.

Lasmiati bersama kelompok pejuang hak asasi manusia sudah berkali-kali melakukan aksi dan tuntutan terhadap pemerintah. Namun, kasus ini seperti menemui jalan buntu. "(Kasus) sudah sampai di Kejaksaan Agung, dipulangin kembali ke Komnas HAM," ujar Lasmiati.

Ia menaruh harapan besar kepada pemerintahan yang akan datang untuk dapat menuntaskan kasus ini. Dengan adanya pemimpin baru, dia berharap kebenaran atas kasus ini akan terungkap. "Saya percaya pada Tuhan bahwa yang kebenaran akan terbuka," ujar Lasmiati.

Hari ini Universitas Trisakti memperingati 16 tahun tragedi 12 Mei Trisakti dengan melaksanakan upacara bendera setengah tiang di halaman parkir Kampus A Trisakti. Upaca bendera dipimpin oleh Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Thoby Mutis.

Dalam acara tersebut, dilakukan acara tabur bunga di lokasi tempat 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti tewas ditembak dalam tragedi 12 Mei 1998 di kampus tersebut. Keempat mahasiswa yang gugur itu adalah Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, dan Hendriawan Sie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com