Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belantara Irian Barat, 52 Tahun Lalu...

Kompas.com - 26/04/2014, 10:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Semua bermula dari pidato Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961 di alun-alun Yogyakarta. Soekarno menyerukan Komando Rakyat untuk membebaskan Irian Barat, yang sekarang menjadi Papua dan Papua Barat. Inilah awal dari peristiwa 52 tahun lalu, yang pada hari ini kita sebut sebagai Tri Komando Rakyat alias Trikora.

Wujud pelaksanaan perintah Presiden yang juga adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia, nama untuk Tentara Nasional Indonesia pada saat itu, adalah operasi pembebasan Irian Barat. Pelaksanaannya berupa infiltrasi dari udara.

Lebih dari 500 prajurit Pasukan Gerak Tjepat (PGT), cikal bakal Korps Pasukan Khas Angkatan Udara (Korpaskhas TNI AU), diterjunkan ke hutan belantara Irian Barat sejak April hingga Agustus 1962. Mereka diangkut secara bertahap menggunakan pesawat C-47 Dakota dan C-130B Hercules.

Pasukan pertama PGT diterjunkan melalui Fakfak dan Kaimana pada 26 April 1962. Kisah para pejuang yang dimulai tepat 52 tahun silam ini dikemas oleh Majalah Angkasa bekerja sama dengan Paguyuban Baret Jingga, menjadi sebuah buku bertajuk "52 Tahun Infiltrasi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) di Irian Barat".

Eksklusif

Wartawan Majalah Angkasa, Beny Adrian, menghidupkan lagi kisah infiltrasi tersebut dari wawancara eksklusif dengan para veteran Trikora. Di dalamnya, Beny menuturkan kisah para prajurit itu bertahan dari buruan penjajah di pedalaman belantara Irian Barat.

Beny yang juga adalah Redaktur Pelaksana Majalah Angkasa ini mengungkapkan, tujuan penulisan dan penerbitan buku ini adalah agar sejarah para pahlawan Trikora terus hidup. "Saya berharap kisah operasi para pahlawan ini bisa dikenang terus dan jangan sampai hilang," kata Beny kepada Kompas.com, dalam peluncuran buku ini, Jumat (25/4/2014) malam.

Peluncuran buku digelar di Gedung Griya Ardhya Garini, di kompleks TNI Angkatan Udara, Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur. "Dalam buku ini, ada remah-remah cerita mereka, betapa sulit dan bagaimana mereka bertahan di bumi Irian Barat," imbuh Beny. Dia menyatakan, buku ini juga bagus untuk para sejarawan maupun penggemar dunia militer yang antusias.

Deputi GM Publising II Special Interest Media Gramedia Pustaka Utama, Oktavianus Devy Situmorang, mengatakan buku tersebut bisa disebut langka karena ditulis berdasarkan kesaksian langsung para veteran. Buku ini, imbuh dia, memuat inspirasi berupa kisah para pahlawan. "(Apalagi) tidak banyak buku yang memaparkan pahlawan dari TNI Angkatan Udara," kata Devy, dalam sambutannya.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia mengatakan, terbitnya buku tersebut tidak hanya membanggakan TNI AU tetapi juga mengingatkan perjuangan para pahlawan.

Semangat heroisme dan nasionalisme saat itu, ujar Dunia, akan sangat baik untuk dipahami masyarakat. "Tentu sangat bagus dalam upaya membangun karakter bangsa sehingga semangat menjaga negeri ini tidak akan hilang ditelan zaman," ujar Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Harap PTUN Kabulkan Gugatan, PDI-P: MPR Bisa Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com