Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Uang Tanda Kegagalan Parlemen 5 Tahun ke Depan

Kompas.com - 21/04/2014, 21:10 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menganggap maraknya politik uang selama Pemilu Legislatif 9 April 2014 dapat menjadi gambaran akan gagalnya parlemen dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, politik uang akan menghalangi langkah caleg yang bersih dan berkompeten untuk menduduki lembaga legislatif tersebut.

"Caleg-caleg yang memainkan politik uang ini tidak akan membuat perubahan positif di parlemen. Yang ada malah agen-agen politik uang yang akan terus berkembang," kata Hajriyanto di Kompleks Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Senin (21/4/2014).

Wakil Ketua MPR itu mengatakan, ada beberapa penyebab maraknya politik uang pada pemilu kali ini. Salah satunya adalah sistem pemilu yang terlalu personal, tidak lagi proporsional partai seperti pada pemilu-pemilu sebelumnya. Hal itu mempermudah interaksi langsung antara caleg dan rakyat yang menjadi obyek politik uang.

Faktor pendidikan dan desakan ekonomi juga mempermudah transaksi politik uang dengan masyarakat. Politik uang juga dianggap sudah menjadi kultur dalam penyelenggaraan pesta demokrasi. "Milih kepala desa juga dibiasakan main uang, begitu juga milih lurah, kepala daerah. Jadi, dalam pileg atau pilpres tentu jadi pertanyaan, 'Kok enggak main duit?'," katanya.

Menyikapi hal ini, ia meminta penyelenggara dan pengawas pemilu, yakni Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu, untuk dapat mengubah paradigma politik yang bersih dari kecurangan yang mengandalkan politik uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Muhammadiyah Tak Menolak Izin Kelola Tambang, Masih Lakukan Kajian

Nasional
Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Kantor Presiden di IKN Bisa Digunakan Jokowi Pada Juli

Nasional
Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya 'Back Up'

Data di 282 Layanan Kementerian/Lembaga Hilang Imbas Peretasan PDN, Hanya 44 yang Punya "Back Up"

Nasional
Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Bansos Presiden Pun Dikorupsi, Negara Rugi Rp 125 M

Nasional
Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Saat PPATK Ungkap 1.000 Lebih Anggota Dewan Main Judi Online

Nasional
Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Hari Ini, Emirsyah Satar Jalani Sidang Tuntutan Pengadaan Pesawat di Maskapai Garuda

Nasional
Hari Ini, Sosok yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Hari Ini, Sosok yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Jalani Sidang Vonis Perkara BTS 4G

Nasional
Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Pakar IT Sebut Pemblokiran Tak Efektif Tuntaskan Persoalan Judi Online

Nasional
Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Basmi Judi Online: Urgen Penindakan, Bukan Pencegahan

Nasional
Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Ungkap Alasan Ingin Maju Pilkada Jakarta, Sudirman Said Mengaku Dapat Tawaran dari Sejumlah Partai

Nasional
Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Respons PDI-P, Nasdem, dan PKB Usai Duet Anies-Sohibul Iman Diumumkan

Nasional
Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Sudirman Said Mengaku Ingin Maju Pilkada Jakarta Bukan untuk Jegal Anies

Nasional
Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Peretasan Data Bais TNI, Kekhawatiran Bocornya Hal Teknis dan Operasi

Nasional
Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Momen Jokowi Sapa Warga hingga Minum Es Teh di Mal Kota Palangkaraya

Nasional
Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Gagal Lawan Peretas PDN, Pemerintah Pasrah Kehilangan Data Berharga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com