Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya PAN untuk Tumbuh

Kompas.com - 21/03/2014, 12:56 WIB


KOMPAS.com - BERAGAMNYA komposisi calon anggota legislatif yang ditampilkan Partai Amanat Nasional di Pemilu 2014 menunjukkan upaya partai itu meningkatkan profesionalitas. PAN diduga punya pertimbangan, dengan memperbaiki sisi profesionalitas, caleg akan lebih mampu menjamin kelangsungan kinerja partai.

Dari proporsi usia, terlihat bahwa mayoritas caleg PAN (60,7 persen) berada di rentang usia produktif, 31 sampai dengan 50 tahun. Demikian pula dari segi pendidikan, PAN menjadi salah satu partai produk era reformasi yang memiliki komposisi caleg berpendidikan tinggi cukup besar. Sekitar tiga perempat dari semua calon anggota DPR dari PAN, yang berjumlah 559 orang, berpendidikan tinggi. Sebanyak 25 caleg DPR PAN memegang gelar doktor. Adapun caleg yang bertitel master mencapai 150 orang.

Selain karakteristik tingkat pendidikan, soal pekerjaan juga mencerminkan perbaikan profil caleg PAN pada saat ini ketimbang pada Pemilu 2009. Caleg dengan latar belakang wirausaha/pengusaha, swasta, pekerja profesional, hingga pengacara mencapai tiga perempat dari daftar calon anggota DPR yang disodorkan partai tersebut.

Banyaknya kelompok profesional tak membuat PAN meninggalkan karakteristik partai itu yang lain, yakni ”bertaburan” selebritas. Sejumlah selebritas terlihat menonjol dalam daftar nama caleg PAN. Di antaranya artis Primus Yustisio, Desy Ratnasari, Jeremy Thomas, Raslina Rasidin, Clara Sinta, dan pemusik Dwiki Dharmawan. Ada pula artis Ikang Fawzi dan istrinya Marissa Haque, pedangdut Liza Natalia, Ida Royani, hingga model Henidar Amroe dan mantan petenis Yayuk Basuki. Sebagian besar selebritas itu terdaftar di daerah pemilihan seputaran DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Selain sejumlah artis, di daftar caleg PAN juga tertera nama Hanafi Rais, putra Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais Amien Rais, melalui dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada pula nama Noviantika Nasution yang maju menjadi caleg PAN dari dapil Jawa Barat III. Partai yang berupaya menjadi partai modern ini juga menyodorkan Didik J Rachbini, Ismet Ahmad, dan Wakil Ketua DPD Laode Ida sebagai caleg.

Jika melihat komposisi calegnya, PAN terlihat sudah dalam posisi siap tempur sebagaimana ketika partai ini meraih 7,52 juta suara pemilih pada Pemilu 1999.

Pembenahan citra

Bisa dikatakan, para caleg PAN maju berlaga di Pemilu 2014 dalam situasi internal partai yang relatif stabil. Selain proses suksesi ketua umum sudah dilampaui, ekspos media atas kader yang terlibat kasus korupsi pun relatif minim. Hal yang membuat popularitas partai ini terhambat adalah kurangnya sosok yang kuat setelah Amien Rais.

Upaya untuk mengembalikan citra PAN sebagai partai terbuka dan modern sebenarnya sudah berlangsung sejak Pemilu 2009. Tak hanya memperbaiki komposisi struktur parpol, jargon-jargon politik yang dikedepankan juga semakin berciri ”ke tengah”. Medium informasi partai pun (www.pan.or.id) tampil lebih segar dan berupaya mendekatkan diri dengan slogan ”Merakyat” yang merupakan singkatan dari menunaikan amanat rakyat.

Dalam menyongsong persaingan di Pemilu Legislatif 9 April mendatang, sejumlah upaya dilakukan PAN untuk menggaet suara pemilih di wilayah luar basis massa tradisionalnya, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Provinsi Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah baru dengan perolehan suara PAN terus naik selama dua pemilu terakhir meski masih di kisaran angka ratusan ribu. Untuk kawasan itu, PAN memasang setidaknya 15 nama caleg untuk menggaet pemilih.

Betapapun PAN tetap berupaya mempertahankan basis massa tradisionalnya yang disadari banyak berasal dari kalangan Muhammadiyah. Sejumlah jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan, para pemilih PAN kebanyakan pemilih ideologis yang tak mudah berpindah ke parpol yang berbeda aliran ideologi. Jika keluar dari PAN, paling jauh, para pemilih partai itu menemukan biduk yang cukup hangat di Partai Keadilan Sejahtera, dan sebaliknya.

Dalam sudut pandang demikian, beragam pernyataan tokoh dan pendiri PAN seperti Amien Rais terhadap parpol dan sosok capres nasionalis yang mengemuka akhir-akhir ini patut dipandang semata sebagai manuver politik. Sebagaimana termuat di sejumlah media sosial, tone pernyataan itu cenderung minor. Artinya, meski modern dan profesionalnya, PAN tak akan meninggalkan basis sosial pemilihnya, yang sedari awal pendirian partai memang menghendaki sebuah biduk politik yang memiliki ideologi kuat sesuai dengan aliran politik yang dianut. (Toto Suryaningtyas /Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com