Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keamanan dan Kesejahteraan di Mata Para Kandidat Konvensi Demokrat

Kompas.com - 11/03/2014, 15:26 WIB
Indra Akuntono

Penulis


AMBON, KOMPAS.com
— Kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat berbicara mengenai keamanan nasional dan kesejahteraan sosial di atas panggung debat kandidat yang digelar di Gedung Islamic Center, Kota Ambon, Selasa (11/3/2014). Adu gagasan berlangsung cukup seru karena para kandidat mengeluarkan argumentasi yang berbeda tentang tema tersebut.

Salah satu kandidat, Irman Gusman, mengatakan, pertahanan dan kesejahteraan ibarat dua sisi koin yang tak dapat dipisahkan. Baginya, dua isu itu merupakan hal penting yang harus diwujudkan oleh pemimpin Indonesia.

Ia melanjutkan, yang utama harus dilakukan adalah meningkatkan profesionalme prajurit TNI serta personel Polri, termasuk juga pengadaan alat utama sistem pertahanan yang modern agar maksimal dalam menjaga kedaulatan dan kehormatan bangsa.

"Tapi yang jauh lebih baik harus menjaga kesejahteraan, berantas kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan menciptakan pertahanan yang baik," kata Irman.

Kandidat konvensi selanjutnya, Hayono Isman, menyampaikan hal yang sama. Baginya, prajurit TNI merupakan kekuatan inti yang mampu menjaga kedaulatan NKRI. Namun, kata Hayono, negara tak cukup hanya menyediakan alutsista yang canggih, tetapi juga harus mampu menjamin kesejahteraan bagi para prajurit dan keluarganya.

"Untuk menjaga setiap jengkal tanah, TNI adalah kekuatan inti yang harus kita dukung. Tapi yang penting, kita harus kuat, rakyat harus kuat," ujarnya.

Anies Baswedan, kandidat Konvensi lain, lalu memberi jawaban yang berbeda. Menurutnya, pertahanan dan kesejahteraan tidak hanya dapat dicapai dengan kecukupan anggaran. Bagi Anies, Indonesia mampu berdaulat ketika seluruh rakyat Indonesia ikut berjuang mewujudkannya.

"Kedaulatan bukan soal uang, tapi kedaulatan adalah perjuangan semesta seluruh rakyat Indonesia, bukan sekadar TNI," ucap Anies.

Anies juga menyampaikan visi dan misi yang diusungnya sebagai kandidat konvensi, yaitu mewujudkan masyarakat yang sehat, terdidik, dan makmur.

"Maka, setiap kepala daerah punya arah sama tiga kata kunci ini (sehat, terdidik, dan makmur). Tugas negara menyiapkan infrastrukturnya, baik yang soft maupun yang hard," pungkasnya.

Dalam debat hari ini, delapan kandidat konvensi hadir. Tiga kandidat yang tak hadir adalah Pramono Edhie Wibowo, Dahlan Iskan, dan Gita Wirjawan dikarenakan beberapa alasan. Debat kandidat di Ambon berjalan cukup meriah, masing-masing calon memiliki pendukungnya sendiri.

Panelis debat merupakan akademisi dari Universitas Pattimura yang mengajukan berbagai pertanyaan. Para kandidat diberi waktu menjawab masing-masing dua menit secara bergantian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com