Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik, Polri Janji Lakukan Reformasi Birokrasi

Kompas.com - 18/02/2014, 12:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Polisi Republik Indonesia (Polri) ingin melakukan proses reformasi birokrasi untuk membentuk sistem yang lebih baik dalam tubuh internalnya. Wakil Ketua Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jendral (Pol) Anas Yusuf mengakui, selama ini birokrasi di tubuh Polri memang masih terkesan tertutup dan jauh dari kata transparan.

"Kita tau banyak keluhan kami sering dianggap tertutup dan tidak transparan seperti itu, saat ini kami sedang melakukan upaya reformasi birokrasi di internal kami," kata Anas dalam diskusi bertajuk "'Nasib Penegakan Hukum di Tahun Politik" di Jakarta, Selasa (18/2/2014) siang.

Anas menanggapi pendapat narasumber lainnya, pengamat hukum Sahetapy. Dia menilai, saat ini penegak hukum yang berada langsung di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Kepolisian dan Kejaksaan, memiliki kinerja yang sangat buruk.

Saat ini, menurut Anas, internal Polri sedang intens melakukan diskusi untuk mewujudkan transparansi kepada publik. Berbagai upaya yang membuat masyarakat bisa mengakses layanan Polri secara mudah terus dilakukan.

"Sistem sudah ada tapi belum maksimal, bagaimana masyarsakat bisa mengakses pelayanan kita secara elektronik, melalui internet," ujar dia.

Anas yakin Polri bisa mewujudkan perubahan itu. Apalagi, saat ini menurutnya Polri diawasi oleh berbagai pihak eksternal yang peduli dengan perubahan. Dari lembaga resmi, ada Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Sementara pengawas dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lanjut dia, terdapat juga beberapa yang aktif seperti Indonesia Police Watch (IPW), Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Anti Kekerasan (Kontras).

"Kita selalu mendengarkan berbagai kritik dan masukan dari lembaga eksternal itu, karena Kapolri Bapak Jendral Sutarman juga ingin Polri menjadi lembaga yang demokratis, mendengarkan masukan dari civil society," ujarnya.

Sikap transparan dan terbuka itu, menurut dia akan diterapkan mulai dari pemilu 2014 yang sebentar lagi akan digelar. Dia berjanji Polri akan bersikap netral dalam ajang yang dilakukan lima tahun sekali itu. Polri akan belajar dari pemilu-pemilu sebelumnya dan akan menghindari kesalahan yang sama.

"Kita akan belajar dari pemilu sebelumnya, kita siap dikoreksi dan kita terbuka," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com