Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gerakan Pro Jokowi, Ada Beda Suara di PDI-P

Kompas.com - 16/02/2014, 15:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring moncernya dukungan bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menjadi calon presiden, muncullah gerakan PDI-P pro Jokowi alias PDI-P Projo. Pengurus teras partai itu bersuara beda atas kehadiran gerakan tersebut.

"Kalau ada yang sebut mereka (Projo) dari anggota partai, saya katakan dengan tegas bahwa mereka bukan dari kalangan partai," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, usai mengisi sebuah diskusi, Minggu (16/2/2014).

Hasto mengatakan tak ada yang salah dalam era demokrasi ketika muncul kelompok menyuarakan dukungan untuk Jokowi maju menjadi calon presiden. Namun, ujar dia, jika gerakan Projo itu mengaku-aku berasal dari internal partai maka mereka diminta mencermati kembali aturan partai soal pencalonan presiden.

"Kalau bilang dari internal, (mereka) tahu aturannya kami menyerahkan (soal capres) ke Ketua Umum," kata Hasto. Lebih lanjut Hasto menilai pencantuman nama PDI-P dalam aksi Projo hanyalah sebagai salah satu strategi komunikasi agar lebih banyak diliput oleh media massa.

Beda suara

Sebaliknya, politisi PDI-P Eva Kusuma Sundari mengatakan Projo adalah bentukan kader dan simpatisan kadernya untuk mendorong Jokowi maju sebagai presiden. Aspirasi itu, menurut Eva legal karena Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum mengeluarkan keputusan resmi mengenai figur yang akan diusung sebagai capres.

"Itu dari internal yang menginginkan Jokowi karena sebelum ada (keputusan) Ketum, semua bisa mengeluarkan aspirasi," ucap Eva, Sabtu (15/2/2014). Dalam berbagai survei, nama Jokowi berada di posisi teratas sebagai kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Namun, PDI-P hingga kini belum memutuskan apalagi mengumumkan capres yang akan diusungnya.

Penentuan capres PDI-P akan dilakukan setelah pemilu legislatif. Kendati demikian, sejumlah kelompok masyarakat pendukung Jokowi maju sebagai capres telah melakukan deklarasi. Tak hanya Projo, dukungan terhadap Jokowi juga datang dari Barisan Relawan Jokowi untuk Presiden (Bara JP), Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), dan Relawan Jokowi for President.

PDI-P memiliki tiga skenario terkait capres yang semuanya memasukkan nama Jokowi. Skenario pertama yakni mengusung duet internal Megawati-Jokowi jika PDI-P mampu meraih suara 20 persen kursi di DPR.

Skenario kedua, mengusung Jokowi dengan kader internal sebagai pasangannya. Skenario ketiga, mengusung Jokowi dengan calon eksternal yang diusung partai koalisi, jika PDI-P tak mampu mencukupi syarat presidential treshold.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com