Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Tak Ingin Indonesia Seperti Perancis yang Legalkan Pernikahan Sejenis

Kompas.com - 09/02/2014, 19:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali menyinggung soal demokrasi yang diterapkan negara barat dan di Indonesia.

Suryadharma menilai demokrasi di Indonesia tidak bisa lepas dari pondasi agama. Dia tidak menginginkan Indonesia seperti Perancis yang melegalkan pernikahan sesama jenis.

"Agama harus dijadikan pondasi kekuasaan, agar suara rakyat betul-betul menjadi suara Tuhan. Agar demokrasi bukan sepakat menuju kesesatan, sebagaimana dipertontonkan negara semisal Perancis setahun silam, yang DPR-nya mengesahkan undang-undang pernikahan sesama jenis. Na'udzu billah min dzalik," ujar Suryadharma dalam pidato politik di HUT PPP ke-41 di Bandung, Minggu (9/2/2014).

Dia pun berpendapat pemilu 2014 akan menjadi ajang pembuktian bagi partainya. PPP, sebutnya bisa saja bangkit menjadi bagian dari masa depan atau terpuruk dan menjadi bagian dari masa lalu.

"Pemilu 9 April mendatang menjadi ajang pembuktian apakah PPP adalah partai masa lalu atau masa depan," katanya.

Menteri Agama RI ini pun mengingatkan bahwa sudah menjadi kewajiban setiap kader PPP untuk menjadikan sejarah 41 tahun sebagai modal pembelajaran, ormas pendiri partai sebagai jangkar kekuatan, dan ideologi Islam rahmat bagi semesta alam. Seperti seharusnya partai politik, Suryadharma menyebut PPP didirikan untuk meraih kekuasaan.

"Kekuasaan itu bukan untuk memakmurkan diri sendiri, melainkan likhilafatin nubuwwah wa siyasatid dun-ya. Kekuasaan menurut Imam Al Mawardi dalam Al Ahkam As-Sulthaniyah adalah untuk melanjutkan misi kenabian yaitu memperbaiki akhlak dan juga menjaga agama," tutur Suryadharma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com