Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD Yakin Papua Aman Selama Penyelenggaraan Pemilu

Kompas.com - 07/02/2014, 19:38 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman meyakini tidak akan terjadi gangguan dari kelompok bersenjata terhadap penyelenggaraan Pemilu 2014 di Papua. Oleh karena itu, TNI AD tidak akan menambah pasukan khusus untuk menghadapi kelompok bersenjata yang kerap kali menggangu di Papua.

"Tidak ada penambahan pasukan di Papua. Kalaupun ada gerakan kekacuan akan hadapi dengan yang ada. Kita harus sadari Papua adalah saudara kita," kata Budiman dalam konferensi pers usai menutup Apel Komandan Satuan (Dansat) jajaran Angkatan Darat Tahun Anggaran 2014 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Sebelumnya, pada Sabtu (1/2/2014), kembali terjadi baku tembak antara kelompok bersenjata dengan patroli gabungan TNI/Polri di Wilayah Yapen Barat Kab. Kepulaun Yapen. Satu orang anggota kelompok sipil bersenjata tewas dalam kontak tembak itu.

Budiman menjelaskan, penyelesaian masalah di daerah rawan konflik seperti Papua tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan. Menurutnya, cara kekerasan justru dapat menimbulkan konflik baru yang membuat konflik lama semakin rumit.

Seharusnya, menurut Budiman, aparat TNI harus melakukan langkah-langkah yang lebih persuasif. Dengan begitu, mereka yang semula ingin menimbulkan kekacauan dapat menyadari bahwa perbuatannya salah.

"Jadi bagaimana kita memberikan keadilan dan kesejahteraan serta beri kecerdasan kepada mereka. Dengan cara-cara persuasif itu bisa kita lakukan untuk bersama kita bangun bangsa ini," pungkas Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com