Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simulasi Pengamanan Pemilu, Ketua dan Sekjen Bawaslu Disandera

Kompas.com - 07/02/2014, 12:11 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tiga orang tidak dikenal yang diduga bagian dari pelaku unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyandera Ketua Bawaslu Muhammad dan Sekretaris Jenderal Gunawan Suswantoro, Jumat (7/2/2014). Peristiwa itu terjadi pada simulasi pengamanan pemilu yang berlangsung di Gedung Bawaslu, hari ini.

"Ketua dan sekjen disandera," ujar Wakil Direktur Sabhara Polda Metro Jaya AKBP B Marpaung melalui radio panggilnya dari tengah kerumunan massa pengunjuk rasa.

Marpaung mengungkapkan, tiga orang penyandera itu memasuki lantai tiga gedung Bawaslu secara diam-diam "Tidak ada yang tahu kapan dia masuk dan lewat mana," katanya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno yang memantau langsung aksi unjuk rasa segera memerintahkan anggota Satuan Lawan Teror untuk menyelamatkan keduanya. Negosiasi yang alot terjadi dalam upaya penyelamatan itu. Para penyandera enggan melepaskan Muhammad dan Gunawan. Mereka meminta tuntutannya yakni hasil pemilu tidak dicurangi, dikabulkan.

Setelah proses negosiasi tidak berhasil, anggota polisi yang menemui para penyandera akhirnya melumpuhkan pelaku. Seusai lepas dari tangan penyandera, Muhammad dan Gunawan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan karena luka yang diderita.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno mengatakan, simulasi tersebut dilakukan sebagai persiapan pengamanan pemilu nanti. Untuk melakukan simulasi itu, Polda menurunkan sekitar 1.300 anggota polisi. Simulasi dilakukan dengan skenario massa pengunjuk rasa yang berjumlah lebih dari 500 orang menyampaikan orasi di depan gedung Bawaslu.

Setelah menyampaikan orasi selama sekitar satu jam, pengunjuk rasa mulai bertindak anarkistis dengan mencoba masuk ke gedung, tetapi dihalangi petugas kepolisian. Polisi kemudian mengimbau pengunjuk rasa untuk membubarkan diri. Namun, imbauan itu diabaikan. Akhirnya, kepolisian membubarkan paksa massa demonstran dengan menyemprotkan air dan menembakkan gas air mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com