Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/02/2014, 13:52 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menyatakan pihaknya mulai memperhitungkan kapasitas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai tokoh muda potensial yang dimiliki PDI Perjuangan. Ia menyebutkan, melejitnya nama Risma dikarenakan penilaian masyarakat bahwa kinerjanya memimpin Surabaya sangat memuaskan.

"Risma bisa diperhitungkan juga, karena ini temuan dari masyarakat," kata Eva, dalam sebuah diskusi politik, di Jakarta, Minggu (2/2/2014).

Eva menuturkan, di internal PDI Perjuangan belum ada pembicaraan serius menyikapi popularitas dan elektabilitas Risma yang terus mengalami peningkatan. Namun demikian, ia tekankan bahwa partainya tak mungkin tinggal diam jika dukungan dari masyarakat pada Risma semakin meluas. "Kalau ada desakan kuat enggak mungkin kita enggak merespons," katnaya.

Untuk diketahui, dalam survei yang dilakukan Political Communicatin (Polcomm) Institute, Tri Rismaharini (19,1 persen) menjadi salah satu pesaing terkuat dari politisi PDI Perjuangan yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Selain Risma, tokoh lain yang dianggap mampu menyaingi Jokowi adalah Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso (18,5 persen), calon wakil presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo (10,8 persen), Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (9,7 persen), dan Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani (9,6 persen).

Sedangkan untuk lima tokoh non partai politik, nama Menteri BUMN Dahlan Iskan (18,7 persen) dianggap paling cocok menjadi pesaing Jokowi. Selanjutnya ada nama Ketua DPD Irman Gusman (11,9 persen), anggota BPK Ali Masykur Musa (11,2 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD (10,7) persen, dan mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (8,7 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com