Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Dana Saksi Sebaiknya untuk Penanganan Bencana

Kompas.com - 28/01/2014, 10:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- PDI Perjuangan menyarankan dana saksi untuk partai politik yang telah dialokasikan pemerintah lebih baik digunakan membantu korban bencana alam atau untuk perbaikan sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan.

"Alangkah baiknya apabila dana untuk saksi parpol bisa dialokasikan paling tidak untuk mengurangi penderitaan masyarakat yang tertimpa bencana," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga, di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Selasa (28/1/2014).

Eriko mengatakan, PDI Perjuangan memahami keinginan pemerintah menjamin terselenggara pemilu dengan baik dengan menganggarkan dana saksi bagi parpol. Namun, menurut dia, pemerintah juga memiliki kewajiban memulihkan kondisi pascabencana, seperti perbaikan sarana dan prasarana publik yang membutuhkan dana sangat besar.

"Pascabencana tentu menjadi kewajiban pemerintah memulihkan, baik prasarana maupun sarana umum yang mengalami kerusakan, ini tentu membutuhkan dana yang sangat besar," ujarnya.

Menurut dia, menyiapkan saksi adalah bagian dari tugas parpol beserta seluruh organ partai, baik kesiapan perangkat, pelaksana dan juga pendanaan saksi.

Dia menjelaskan, di PDI Perjuangan hal itu termasuk keharusan para kader agar siap dalam tugas, sehingga Pemilu 2014 berlangsung jujur, adil, rahasia, dan transparan.

"Di PDI Perjuangan mulai dari DPP sampai anak ranting beserta seluruh caleg dan dibantu seluruh kader partai bergotong-royong dalam menyiapkan seluruh pendanaan dalam proses pemilu legislatif termasuk dana saksi," ucapnya.

Menurut dia, hal itu dapat terjangkau karena yang menjadi saksi adalah kader partai yang siap dan ikhlas bekerja dalam penugasan. Ia mengatakan, bahwa prinsip itu menandakan bukan hitung-hitungan secara komersial, tapi lebih pada sambung rasa dan tali asih sebagai sesama kader partai.

Kementerian Keuangan telah menggelontorkan kucuran dana Rp700 miliar yang dialokasikan untuk membayar saksi perwakilan 12 partai politik dalam pemilu mendatang.  

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad mengatakan, kendati pemerintah menyepakati usulan partai politik terkait biaya pendanaan saksi, namun tidak serta merta dana tersebut diberikan dan dibagi-bagi kepada 12 partai politik peserta pemilu. 

Dengan tambahan dana saksi itu, anggaran pengawasan pemilu membengkak menjadi Rp1,5 triliun. Alokasi dana tersebut, sebanyak Rp700 miliar untuk keperluan pembiayaan saksi yang berasal dari 12 partai politik peserta pemilu, sedangkan sisanya sebanyak Rp 800 miliar digunakan Bawaslu untuk mendanai gerakan sejuta relawan dan juga pembayaran mitra pengawas pemilu lapangan (PPL).

Dia menjelaskan, pada Pemilu 2014 setidaknya setiap tempat pemungutan suara (TPS) terdapat 14 orang saksi, yaitu 12 orang saksi perwakilan partai politik peserta pemilu, dan 2 orang berasal dari mitra pengawas pemilu lapangan (mitra PPL) bentukan Bawaslu. 

Jumlah saksi itu, menurut dia, sangat berguna untuk mencegah praktik kecurangan yang kerapkali terjadi selama pelaksanaan pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com