Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuding Bermuatan Politis, Adnan Buyung Dampingi Pemeriksaan Anas

Kompas.com - 17/01/2014, 12:17 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara Adnan Buyung Nasution turut mendampingi mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (17/1/2014). Adnan mengaku ikut mendampingi lantaran menilai kasus Anas bermuatan politis.

“Saya sengaja datang buat mendampingi Mas Anas. Ya, untuk menjaga, meluruskan agar pemeriksaan itu berdasarkan hukum dan penghormatan kepada hak asasi manusia karena perkara Anas ini kan ada nuansa politiknya. Karena itulah saya merasa perlu mendampingi Anas,” kata Adnan sebelum pemeriksaan.

Menurut Adnan, kentalnya nuansa politis sudah terlihat sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat meminta KPK menuntaskan kasus yang melibatkan Anas. Presiden menyampaikan hal itu dalam pidatonya saat berada di Jeddah, Arab Saudi. Tak lama setelah pernyataan itu, Anas resmi ditetapkan sebagai tersangka.

“Apa bukti bahwa ini bernuansa politik? Saya kira semua tahulah, dari Jeddah, tanah suci, Presiden SBY meminta KPK supaya menyelesaikan perkara Anas. Ini kan suatu perintah, ya seharusnya KPK menolak perintah-perintah begitu,” kata Adnan.

Adnan mengaku khawatir kasus Anas hanya sekadar pencitraan bagi KPK. Ia juga mempermasalahkan surat perintah penyidikan yang menyebut Anas terlibat dalam korupsi proyek-proyek lain. Menurutnya, tuduhan kepada Anas tidak jelas.

“Tapi okelah, ayo kita lihat bersama-sama bagaimana pemeriksaan KPK. Apakah jujur, lurus, adil, atau ini sekadar pencitraan untuk kekuasaan negara ini. Pencitraan untuk sekadar tegakkan hukum. Makanya, saya mau tahu hukum apa yang mau digunakan ini, kan dari semua sudah enggak jelas tuduhannya apa,” kata Adnan.

Hari ini, Anas menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus dugaan menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang dan proyek lain. Selain Adnan, Anas hadir ditemani anggota lain dari tim kuasa hukumnya, di antaranya Firman Wijaya, Patra M Zain, dan Carel Ticualu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com