Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktisi Iklan: Sosialisasi Pemilu Tidak Efektif

Kompas.com - 08/01/2014, 22:04 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa kali menayangkan iklan sosialisasi pemilu. Namun ternyata, iklan-iklan itu dinilai belum efektif untuk menginformasikan soal Pemilu 2014 apalagi mengajak publik menggunakan hak pilihnya.

"Saya belum begitu melihat (efektivitas iklan sosialisasi pemilu). Belum merasa booming," ujar praktisi periklanan Butet Kertarajasa di sela-sela rapat dengan KPU di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2014) malam.

Dia mengatakan, hal itu tidak serta-merta disebabkan isi dan kualitas iklan yang tidak baik. Menurutnya, rendahnya efektibitas sosialisasi bisa jadi diakibatkan jam tayang iklan yang kurang tepat.

"Mungkin frekuensi penayangan juga belum diatur. Penayangannya juga harus cermat memilih media, memilih jam tayang. Hal-hal seperti itu komisioner (KPU) belum tahu. Justru itu kami datang ke sini, untuk memberi pengetahuan," ujar budayawan itu.

Dia mengatakan, iklan yang efektif tidak harus mahal. "Bagaimana juga membuat sosialisasi yang efisien. Jangan sampai malah mahal," ujar Butet.

Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengatakan, KPU belajar dari Butet perihal sosialisasi pemilu yang efektif dan efisien. "Butet mau mendukung sosialisasi pemilu. Dia memberi masukan-masukan kepada kami soal aktivitas yang harus kami lakukan. Misalnya teknis sosialisasi," ujar Ferry.

Dia mengatakan, belum ada niat dari KPU untuk menjadikan Butet sebagai bintang iklan atau duta pemilu. "Kami belajar saja pada dia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com