JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman mengatakan, kasus penusukan terhadap anggota Polres Tangerang, Briptu Deni Alfian Hadi (24), di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (5/1/2014) dini hari, akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. Menurut Kapolri, seorang anggota harus dapat bertahan dan melindungi diri serta warga.
“Sesungguhnya kalau polisi dikeroyok lima atau enam orang, dia (harus) mampu bertahan. Ini bagian dari evaluasi dan saat ini prosesnya sedang dalam penyelidikan,” kata Sutarman di Mabes Polri, Senin (6/1/2014).
Meski demikian, menurut Sutarman, yang paling penting dalam peristiwa tersebut adalah upaya anggota untuk melerai keributan antarwarga. Menurutnya, apa yang telah dilakukan almarhum adalah tindakan yang wajar.
“Dia sedang lewat, melihat keributan di situ, naluri polisinya sebagai anggota Polri, dia akan melerai keributan itu. Tetapi dia tidak melihat dari mana, akhirnya dia ditusuk dan kena badannya,” katanya.
Seperti diberitakan, Briptu Deni tewas saat melerai pertikaian antara saksi Saimah beserta suami dengan sejumlah laki-laki yang diduga oknum anggota TNI AL. Peristiwa tersebut terjadi di depan Mushala Al Muttaqin, Jalan Kepanduan 2, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Setelah peristiwa penusukan tersebut, korban sempat dibawa ke RS Sumber Waras. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong. Akhirnya, jenazahnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.