Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Relawan Nol Rupiah, Muda dan Tak Takluk Politik Uang

Kompas.com - 26/12/2013, 20:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Relawan “Turun Tangan” adalah sebutan bagi para pendukung peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Anies Baswedan. Mereka sebagian besar berasal dari kalangan anak muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Anies bercerita, relawan Turun Tangan adalah kumpulan orang mau ikut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah.

“Saya tidak mau menjadi pemimpin yang hadir menyelesaikan masalah. Tapi saya mau ajak semuanya untuk turun tangan,” kata Anies dalam perjalanan keliling Pulau Jawa beberapa waktu lalu.

Menurutnya, masalah bangsa Indonesia saat ini bukanlah banyaknya orang jahat. Melainkan, sebut Anies, terlalu banyak orang baik yang diam dan mendiamkan. Oleh karena itu, Rektor Universitas Paramadina ini mengajak semua kalangan untuk turun tangan.

Gerakan Turun Tangan, demikian slogan doktor lulusan Northern Illinois University, Amerika Serikat ini dalam berkampanye. Saat melakukan pertemuan dengan relawan di berbagai kota seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya, Anies berkali-kali mengajak relawan untuk tidak takluk pada politik uang.

“Gerakan turun tangan ini tak bisa dirupiahkan, nol rupiah. Ini adalah wujud dari kepedulian kita semua,” ucap Anies.

Dia mengaku tidak pernah mengajak para relawan memilihnya menjadi presiden. Dia hanya berharap ada kesadaran di masyarakat untuk memunculkan orang baik menjadi pemimpin. Dikatakan Anies, Pemilu 2014 adalah saatnya masyarakat Indonesia menarik orang-orang bermasalah dan memasukkan pemimpin yang berani dan berintegritas.

“Lihat di dapil masing-masing, lihat orang bermasalah dan yang bersih. Datangilah orang bersih itu, dan nyatakan saya akan mendukung, tapi saya tidak mau dibeli. Ini sama dengan konsep relawan Turun Tangan,” imbuh Anies.

“Saya punya harga diri, Anda pun punya harga diri. Kita semua punya harga diri. Jangan sampai harga diri kita ini dirupiahkan. Jika gerakan ini dinominalkan, maka sama saja mengecilkan diri kita. Mari kita jaga sama-sama harga diri ini,” tutur Anies.

Para relawannya, ucap Anies, juga bukanlah bagian dari Indonesia Mengajar, sebuah gerakan guru muda untuk wilayah pedalam yang digagasnya. Ia menegaskan bahwa Indonesia Mengajar adalah hal yang berbeda dengan gerakan Turun Tangan.

“Saya sudah mundur dari Indonesia Mengajar, supaya saya tidak dianggap memanfaatkan tempat itu. Saya memang bukan lembaga negara, tapi saya tidak mau memanfaatkan macam-macam,” katanya.

Media Relation relawan Turun Tangan, Dira Rachmat menjelaskan, saat ini sudah ada 6.200 relawan yang terdaftar secara online maupun secara aktif melakukan sosialisasi tentang Anies. Mereka tersebar dari Sabang sampai Merauke. Rata-rata usia para relawan ini adalah 20-30 tahun. Tetapi, Dira mengatakan ada pula relawan yang sudah berusia di atas 50 tahun.

Para relawan ini, kata Dira, mengkampanyekan ide dan gagasan turun tangan di lingkungan sekitarnya tanpa diiming-imingi uang. “Mereka memang tidak dibayar karena mas Anies percaya kalau relawan tak dibayar, bukan karena tak bernilai, tetapi karena kerja keras mereka mensosialisasikan gerakan turun tangan ini tidak ternilai harganya,” ujar Dira.

Meski tak dibayar, Dira menuturkan para relawan ini memiliki kebanggann tersendiri saat bisa turut bergabung. “Rasanya nggak ada yang bisa ngalahin rasa bangga itu ketika kita berhasil mengajak satu orang lagi untuk ikut bergabung dan dengan tulus rela menjadi relawan,” kata Dira.

Kotak Harapan

Setiap pertemuan dengan relawan atau kelolmpok masyarakat lain, Anies selalu menyempatkan diri meminta relawan dan masyarakat mengisi surat harapan. Setelah berkeliling Jawa selama enam hari, puluhan surat sudah masuk ke dalam kotak harapan.

Lucunya, tak hanya surat yang dimasukkan masyarakat ke dalam kotak itu. Banyak yang mengira itu adalah kotak sumbangan sehingga mengisinya dengan uang receh, seperti yang terjadi saat pertemuan Anies dengan para relawan di Taman Bungkul, Surabaya.

Menurut Anies, isi kotak harapan ini akan terus dikumpulkannya dalam perjalanan berkeliling Indonesia. “Ini semuanya yang terkumpul akan kami tuliskan semuanya. Akan dituliskan dan dibuat secara online dan menjadi masukan serta pemantik bagi kami untuk melanjutkan perjalanan berikutnya,” tutur Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com