Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Rakyat, Wakil Partai, Wakil Siapa?

Kompas.com - 20/12/2013, 08:46 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Penulis


KOMPAS.com — MAYORITAS rakyat dan pekerja masih harus membanting tulang mengejar target tahunan, tetapi suasana akhir tahun telah menjelang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (19/12/2013).

Untungnya, rapat paripurna ke-15, kemarin, disambut antusias anggota Dewan. Ketika Wakil Ketua DPR Pramono Anung membuka rapat pukul 11.00, hadir 318 anggota DPR. Agenda pembahasan Perppu No 1/2013 tentang Mahkamah Konstitusi mungkin jadi penyebab.

Biasanya, rapat di DPR sepi. Rapat Selasa lalu, saat dibuka pukul 10.45, hanya hadir 278 anggota dari total 560 anggota DPR. Senin (2/12/2013), hanya 19 orang dari total 52 anggota Komisi III yang menghadiri pemaparan pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi. Apakah pemberantasan korupsi kurang penting? Mungkinkah tahun politik telah menjelang sehingga mereka sibuk sendiri? Entahlah.

Berulang kali muncul alasan ketidakhadiran anggota DPR karena sedang berada di tengah-tengah rakyat, menyerap aspirasi. Namun, hasil kajian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengejutkan. Mayoritas rakyat (81,1 persen) tidak mengenal anggota legislatif di daerah pemilihannya. Lantas, siapakah yang selama ini duduk di Senayan? Benarkah wakil rakyat?

Apabila rakyat tidak mengenalnya, apakah mereka sejatinya sekadar wakil partai? Politisi Partai Golkar, Nurul Arifin, berpendapat, wakil parpol tak lain juga wakil rakyat. Ideal sekali.

Lebih dari 300 tahun lalu, John Locke (1632-1704) mengingatkan betapa penguasa absolut, yang juga manusia biasa itu, sangat berbahaya jika menetapkan hukum. Locke mengajukan solusi berupa lembaga legislatif sebagai representasi rakyat baru kemudian dijalankan eksekutif.

Pertanyaan mendasarnya, rakyat mana yang kini diwakili DPR? Menjelang Pemilu 2014, pertanyaan bisa kita ajukan, rakyat mana yang akan diwakili oleh DPR hasil pemilu legislatif pada 9 April 2014? Pilihan ada di tangan rakyat. Meski untuk bekal memilih, rakyat tidak cukup mengenal calon anggota legislatif yang ada di daerah pemilihannya. Saatnya rakyat jadi pemilih aktif dengan mencari tahu kualitas calon yang layak dipilih. (RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com