Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Politik Uang, Dulu Serangan Fajar, Kini Pascabayar

Kompas.com - 05/12/2013, 12:49 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Muhammad mengungkapkan modus baru politik uang dalam penyelenggaraan pemilu. Kandidat pemilu kini memberi uang imbalan suara pasca-pemungutan suara.

"Modus serangan fajar sudah ditinggal. Dari pengamatan kami pada penyelenggaraan pilkada (pemilihan kepala daerah), sekarang kandidat menggunakan modus baru, pascabayar," kata Muhammad dalam seminar Peran Partai Politik dalam Mendukung Keamanan dan Ketertiban Pemilu 2014, Kamis (5/12/2013), di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan.

Dia memaparkan, modus itu dijalankan dengan, sebelum pemungutan suara, tim sukses mendatangi warga dan meminta memilih kandidat yang dijagokannya. Pada saat pemungutan suara, kata dia, anggota tim sukses berdiri dan menunggu di sekitar tempat pemungutan suara (TPS).

Menurutnya, pasca-pemungutan suara, pemilih menghampiri tim sukses dan menunjukkan bukti bahwa dia memilih kandidat yang dimaksud. Muhammad mengatakan, ada dua bentuk barang bukti. Pertama, kata dia, foto gambar kandidat pada kertas suara yang telah dicoblos.

"Misalnya tandanya kumis (calon kepala daerah) difotolah itu kumis yang telah dicoblos, lalu ditunjukkan pada tim sukses, selesai dari TPS. Kemudian, uangnya diberikan kepada orang itu," kata dia.

Ia menuturkan, modus kedua, dengan memberi lubang besar pada kertas suara. Dia mengatakan, kertas suara dilubangi pada gambar yang merupakan karakter gambar calon kepala daerah.

"Kalau itu tandanya kumis, dilubangilah kertas suara pada kumis itu sebesar koin," kata Muhammad.

Dia mengatakan, untuk menghindari politik uang dengan modus baru itu, Bawaslu merekomendasikan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk membuat larangan kepada pemilih membawa telepon genggam ke TPS.

"Untuk modus yang lubang sebesar koin itu, kami merekomendasikan KPU membuat standar ukuran lubang yang sah," kata dia.

Soal serangan fajar, Muhammad mengatakan, modus memberi uang pada pemilih di pagi atau malam hari sebelum pemungutan suara tidak lagi digunakan. Menurutnya, tim sukses calon kepala daerah telah mengetahui, panitia pengawas pemilihan umum (panwaslu) dapat mengawasi dan mengantisipasi modus serangan fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com