Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Jadi Tim Sukses Anas, Ruhut Mengaku Ongkosi Sendiri Akomodasinya

Kompas.com - 14/11/2013, 10:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ruhut Sitompul, mengaku tidak pernah menerima uang dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, dia adalah tim pemenangan Anas Urbaningrum untuk menjadi ketua umum Partai Demokrat.

Ruhut bahkan mengaku membayar sendiri biaya akomodasi dan transportasi untuk mengikuti kongres tersebut. "Saya baru dengar dari Sutan karena memang dia bilang dia terima. Aku gak tahu, aku gak terima itu," kata Ruhut di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Terkait dugaan aliran dana ke Kongres Partai Demokrat, Kamis, Ruhut menjalani pemeriksaan di KPK untuk bersaksi dalam perkara yang menjerat Anas sebagai tersangka. Kepada wartawan, Ruhut mengatakan posisinya di tim pemenangan saat itu adalah "motivator" yang mengarahkan para pimpinan pengurus cabang untuk memilih Anas.

"Aku sebagai motivator untuk meyakinkan memilih Anas sewaktu malam hari sebelum ke kotak suara. (Tapi) selama kongres itu saya tidak pernah bergabung dengan mereka, saya bersama keluarga menginap di Hotel Panghegar, saya bayar sendiri semua," tutur Ruhut.

Meski membantah menerima cipratan dana apa pun selama hajatan partai itu, Ruhut kembali mengaku sudah mencium aroma bagi-bagi uang di sana. "Bagi-bagi angpau dan duit, aku kan sudah sering nanya, aku selalu bilang begini, ibarat aku cium bau itu, tapi kita bisa enggak melihat itu, enggak bisa kan, tapi aku cium bau-bau aroma itu," tuturnya.

KPK memeriksa Ruhut sebagai saksi karena dia dianggap dapat memberikan informasi terkait kasus Hambalang ini. Seperti diketahui, lembaga antikorupsi tengah mendalami dugaan dana korupsi Hambalang dan proyek pemerintah lainnya yang mengalir ke Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung.

Dalam dakwaan Deddy Kusdinar, Anas disebut menerima Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya. Uang itu kemudian disebut digunakan untuk keperluan Kongres Demokrat. Saat kongres berlangsung, Ruhut tergabung dalam tim sukses Anas.

Pada Rabu (13/11/2013), KPK memeriksa anggota DPR Sutan Bhatoegana yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat. Seusai diperiksa sebagai saksi, Sutan mengaku tidak tahu soal aliran dana korupsi ke Kongres Demokrat. Selain Sutan, KPK telah memeriksa sejumlah politikus Partai Demokrat lain, di antaranya Ramadhan Pohan dan Marzuki Alie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com