Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Pak SBY Jadi Korban Informasi yang Salah

Kompas.com - 25/10/2013, 17:24 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya berhati-hati dalam menerima info dari orang-orang terdekatnya. Menurut Anas, SBY sudah mendapatkan info yang salah sehingga akhirnya menyebarkan pesan singkat yang salah pula.

"Saya kemarin baca lengkap SMS itu dari media. Pak SBY mendengar bahwa yang menyebarkan berita tentang penculikan adalah Anas dan Pasek. Beliau menerima info itu dan info itu salah, keliru, tidak valid," kata Anas di Rumah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) di Kawasan Duret Sawit, Jakarta, Jumat (25/10/2013).

Meskipun merasa menjadi tertuduh dalam SMS yang disebarkan SBY kepada petinggi-petinggi Partai Demokrat itu, Anas mengaku tidak marah ataupun menaruh dendam. Anas justru merasa simpati kepada orang nomor satu di Indonesia itu.

"Saya simpati. Pak SBY ini juga korban. Korban dari informasi yang tidak valid," lanjut Anas.

Anas juga mengaku tidak akan mengikuti langkah pasek yang akan menempuh jalur hukum terhadap SMS tersebut. Menurutnya, semuanya masih bisa diselesaikan dengan cara baik-baik.

"Kalau Pak Pasek kan orang hukum jadi mengambil langkah hukum, kalau saya kan orang budaya," jelas Anas.

Sebelumnya, beredar pesan singkat (SMS) yang di dalamnya secara eksplisit mencantumkan nama Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PPI. Loyalis Anas menduga pesan singkat yang disebutkan itu dikirim oleh Presiden SBY.

Ada beberapa butir dalam pesan singkat yang kabarnya dikirim kepada Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Harian Syarief Hasan, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif Toto Riyanto. Selain itu, pesan singkat juga dikabarkan dikirim ke lima wakil ketua umum, yaitu Max Sopacua, Jhonny Allen Marbun, Nurhayati Ali Assegaf, Agus Hermanto, dan Soekarwo.

Namun, dari beberapa butir yang ada, baru dua butir yang beredar di kalangan wartawan. Berikut isi butir keempat dan kelima pesan tersebut:

"4. Jahat sekali, luar biasa sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang, tapi pihak Anas terus menerus menyerang dan menghantam saya, dan Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah dan diam, saatnya saya untuk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat dan SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan kader dan anggota Partai Demokrat di seluruh Indonesia."

"5. Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik presiden, saya kira dewan kehormatan harus mengambil sikap."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com