Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris Bone Pernah Jadi PNS

Kompas.com - 19/10/2013, 09:23 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

BONE,KOMPAS.com — Suardi (51) alias Pak Guru semakin menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror menyergap rumahnya. Siapakah sosok sebenarnya Suardi dan apakah memang dia terlibat terorisme?

Dari penelusuran yang dilakukan Kompas.com pada Sabtu (19/10/2013) hingga ke pelosok Desa Bila, Kecamatan Amali, diperoleh informasi bahwa Suardi merupakan alumnus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Watampone.

Dia merampungkan studinya pada tahun 2003 dan mulai menjadi tenaga guru honorer di Sekolah Dasar (SD) Inpress 6/80 Ulawengriaja, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone. Bahkan, Suardi diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) sejak tahun 2007.

Suardi yang diketahui mengajar kelas murid kelas VI ini akhirnya memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan alasan enggan memakan uang haram.

"Alasannya satu, kalau saya terlambat datang mengajar biar satu menit maka potong gaji saya karena kalau tidak maka gaji yang saya makan itu haram karena saya tidak penuhi seluruh kewajiban saya," tutur Abdul Salam, Kepala Sekolah SD Inpress 6/80 Ulawengriaja menirukan ucapan Suardi.

Setelah beberapa kali mengajukan pengunduran diri, Suardi akhirnya secara resmi berhenti sejak tahun 2011. Meski Surat Keputusan (SK) pengunduran dirinya belum dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat, tetapi sejak saat itu Suardi tidak pernah lagi datang menerima gajinya.

Sejak berhenti menjadi guru, Suardi kemudian bekerja sebagai petani, mengelolah kebun warisan orangtuanya. Sementara istrinya bekerja sebagai penjahit pakaian. Selain itu, Pak Guru juga aktif mengajar anak-anak baca tulis Al Quran di kediamannya pada sore hari.

Terkait keterlibatannya dengan aksi terorisme, warga setempat tak ada yang tahu, bahkan kaget setelah mendengar kabar bahwa Suardi telah tewas ditembak tim Densus 88. Pasalnya, kesehariannya Pak Guru dikenal orang baik dalam bertingkah laku dan sangat jujur saat mengobrol.

"Orangnya sangat baik dan jujur dan memang ada kelompok kajiannya kayak majelis taklim yang biasa melakukan pengajian setiap malam jumat. Makanya kami heran kenapa almarhum ditembak kalau alasannya sering ikut pengajian. Itu, kan, hal yang biasa. Di sini banyak kelompok majelis taklim," ujar Agustang, salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Sebagaimana diberitakan, Suardi alias Pak Guru tewas ditembak oleh tim Densus 88 pada Kamis, 17 Oktober sekira pukul 15.00 wita. Saat itu Suardi diketahui baru saja pulang dari berkebun bersama anaknya AI (17) serta seorang rekannya J alias U yang ditangkap oleh Densus 88 menggunakan minibus Avanza bernomor polisi DW 567.

Istri Suardi meminta agar anaknya AI (17) segera dikembalikan lantaran tidak terlibat dengan aktivitas ayahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com