Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Biarkan Kasus Penembakan Polisi Terjadi Lagi

Kompas.com - 13/09/2013, 15:41 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar menilai bahwa aksi teror yang dilakukan oleh orang tak dikenal tidak hanya akan berdampak bagi polisi saja, tetapi juga bagi masyarakat. Oleh karena itu, polisi harus segera menuntaskan pengusutan kasus penembakan polisi agar tidak berlarut-larut.

"Perlu ada penanganan serius guna mempercepat proses penyelidikan, sehingga kasus serupa tidak terjadi di masa yang akan datang," kata Bambang kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2013).

Apalagi, lanjut pengamat asal Universitas Indonesia itu, saat ini kasus-kasu penembakan sudah mulai terjadi di pusat kota.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane melihat kasus ini sebagai sebuah tren yang tak kunjung terselesaikan. Alasannya, tidak ada ketegasan dari Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo untuk memerintahkan bawahannya untuk segera menyelesaikan kasus ini.

Menurutnya, jika tidak segera diselesaikan, ada kemungkinan sasaran pelaku mulai berkembang, dari polisi berpangkat rendah menjadi polisi berpangkat perwira tinggi.

"Jika tren penembakan misterius ini kian melebar bukan mustahil sasarannya pun kian melebar pula," katanya.

"Jika para pejabat Polri, para politisi dan pejabat pemerintah menjadi sasaran penembak misterius, ibukota Jakarta pun seakan berubah menjadi wilayah yang tidak bertuan" tambahnya kemudian.

Seperti diketahui, teror terhadap aparat kepolisian yang sedang menjalankan tugasnya di jalan terjadi berulang kali. Tak hanya terjadi di wilayah perbatasan Ibu Kota, penembakan bahkan mulai merambah kawasan pusat pemerintahan dan bisnis Jakarta.

Kasus penembakan terhadap Aipda (anumerta) Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa malam, merupakan kasus penembakan kelima yang dilakukan orang tak dikenal oleh terhadap aparat kepolisian.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di kawasan Tangerang Selatan, tepatnya di wilayah Cirendeu, Pondok Aren dan Ciputat, antara bulan Juli hingga Agustus. Akibat insiden penembakan tersebut, tiga orang anggota kepolisian tewas dan satu orang mengalami luka cukup serius. Mereka yang tewas adalah Aiptu Dwiyatno, Aipda Kushendratna dan Bripka Maulana. Sedangkan, polisi yang selamat dalam aksi teror yaitu Aipda Patah Saktiyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com