"Orang kalau tidak terlatih, dia tidak bisa menembak secara tepat. Bahkan, pelaku sepertinya sudah ahli menggunakan senjata itu," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (12/9/2013).
Ketika ditanya berasal dari kelompok manakah penembak Sukardi berasal, Ronny masih enggan mengungkapkannya. Meski begitu, menurutnya, kelompok itu bisa berasal dari mana saja, baik itu aparat maupun sipil.
"Yang terlatih tidak hanya TNI dan Polri, orang Perbakin juga terlatih. Bahkan, mereka mengalahkan anggota TNI-Polri. Mereka ada yang menang lomba menembak internasional," terangnya.
Aipda (anumerta) Sukardi ditembak sekitar pukul 22.30 WIB, Selasa (10/9/2013). Dia sedang bertugas mengawal truk pengangkut menggunakan sepeda motor Honda Supra bernomor polisi B 6671 TXL. Dari hasil otopsi, diketahui bahwa terdapat empat luka tembak di tubuh Sukardi.
Luka itu terdapat di dada, bahu, perut, dan tangan kirinya. Tiga proyektil peluru bersarang ditubuhnya, sedangkan satu peluru menembus tangan kirinya. "Peluru yang ditembak dari bahu bersarang di punggung. Peluru yang ditembak di perut bersarang di (maaf) pantat korban," kata Kepala Bidang Analisis Kimia Biologi Forensik Pusdokes Polri Kombes Pol Slamet Hartoyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.