Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaus "Jokowi 2014" Laris Manis di Rakernas PDI-P

Kompas.com - 06/09/2013, 19:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Besarnya dorongan kepada PDI Perjuangan untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden dijadikan peluang untuk mendulang rupiah dengan cara menjual kaus "Jokowi 2014" dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan yang digelar di Ancol, Jakarta, Jumat (6/9/2013). Sejumlah orang yang menamakan dirinya Barisan Relawan Jokowi Presiden 2014 (Bara JP-2014) menjajakan kaus tersebut persis di sisi kiri pintu keluar ruang Rakernas.

Ratusan kaus berwarna putih itu disusun rapi, ditumpuk di atas tanah berumput. Satu potong kaus diberi harga Rp 50.000. Mungkin karena momennya tepat, kaus putih dengan gambar siluet wajah Jokowi itu laris manis terjual.

"Lebih dari 50, mungkin sampai 60 yang udah laku," kata penjual kaus tersebut saat ditemui di lokasi.

Sekretaris Jenderal Bara-JP Ferdi Semaun mengaku mengoordinasi penjualan kaus-kaus tersebut. Saat dijumpai, penjualan kaus merupakan inisiatif Bara-JP dan hasilnya digunakan untuk biaya operasional.

"Jadi, ini gerakan spontan dan swadaya. Banyak yang beli dari pengurus daerah," tandasnya.

Sebelumnya, kelompok Bara-JP muncul di Rakernas PDI Perjuangan. Tak hanya menjual kaus, Bara JP juga membagikan surat terbuka dan akan menyampaikan surat tersebut kepada Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Salah satu penggagas Bara JP adalah aktor senior Indonesia, Roy Marten.

Ia meyakini, jika Jokowi diusung sebagai capres, pekerjaan PDI Perjuangan akan lebih ringan dalam memenangkan pemilihan umum presiden (pilpres) tahun depan. Alasannya adalah karena figur Jokowi telah dikenal dan memiliki citra yang sangat baik di mata masyarakat.

Dalam surat terbukanya, Bara-JP menyatakan bahwa mereka adalah kaum pro perubahan menuju Indonesia lebih baik. Mereka juga mengaku sebagai kaum golongan putih yang hanya akan menggunakan hak suara dalam pilpres untuk mencoblos Jokowi. Alasan kelompok Bara-JP menjadi golput dan mendukung Jokowi adalah karena keresahan dan kekecewaan mendalam pada nuansa politik serta kepemimpinan saat ini.

Sampai berita ini diturunkan, kelompok Bara-JP masih tampak di lokasi. Rakernas PDI Perjuangan digelar mulai 6-8 September 2013, di Ecopark Convention Ancol, Jakarta. Agenda utama Rakernas ini adalah konsolidasi menghadapi pemilihan legislatif (pileg) dan pilpres tahun depan. Sebanyak 1.330 kader PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia hadir dalam Rakernas hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com