Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IGI: Anggaran Pelayanan Publik di Indonesia Rendah!

Kompas.com - 28/08/2013, 20:01 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Indonesia Governance Index (IGI) mencatat, komitmen pemerintah provinsi dalam hal pengelolaan anggaran daerah, terutama terkait alokasi sektor pelayanan publik masih rendah. Tiga sektor pelayanan publik itu adalah pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

Tim Peneliti IGI Lenny Hidayat mengatakan, dari indeks skala 1 sampai 10, rata-rata skor kinerja komitmen pemerintah pada tiga sektor tersebut berada di angka kisaran tiga sampai empat. Artinya, menurutnya, berdasarkan penilaian IGI, pelayanan pemerintah provinsi terhadap ketiga sektor tersebut masih cenderung buruk.

"Skor komitmen terhadap pendidikan 3,02, kesehatan 3,05, dan pengentasan kemiskinan 3,91," kata Lenny di Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Riset yang dilakukan IGI dilakukan selama satu tahun, terhitung sejak Juni 2012-Juni 2013 di 33 provinsi di Indonesia. Riset ini melibatkan 1.188 ahli dari unsur pemerintah (gubernur dan ketua DPRD), birokrasi (sekretaris daerah dan kepala SKPD), masyarakat sipil, dan masyarakat ekonomi.

Penghitungan metodologi riset ini menggabungkan antara data obyektif (APBD, RPJMD, RKA, dan LKPJ) serta pandangan subjektif dari ahli.

Untuk sektor pendidikan, Lenny menjelaskan, rendahnya perolehan skala indeks disebabkan realisasi anggaran belanja daerah untuk sektor pendidikan masih jauh di bawah 20 persen, seperti amanat Konstitusi.

Diungkapkan, alokasi tertinggi untuk sektor ini hanya berada pada kisaran 13 hingga 14 persen dari total anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Bahkan, ada pula provinsi yang mengalokasikan satu persen dari total APBD untuk sektor ini.

"Alokasi terbesar diberikan oleh Aceh dengan jumlah Rp 954.510 per siswa per tahun, sedangkan terendah diberikan NTB sebesar Rp 4.511 per siswa per tahun," ujarnya.

Dengan kecilnya anggaran tersebut, menurutnya, tidak heran jika penyelenggaraan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Sehingga, hal ini memberikan dampak pada perbedaan pengalaman pendidikan dari setiap anak-anak di masing-masing provinsi.

Sementara dari sektor pengentasan kemiskinan, Lenny menjelaskan, rendahnya perolehan skala indeks disebabkan masih banyaknya provinsi yang tidak memiliki unit pengaduan penanggulangan kemiskinan. Rata-rata skor komitmen pemprov terhadap pengentasan kemiskinan hanya mencapai 3.91. Skor itu mencerminkan komitmen anggaran terhadap program pengentasan kemiskinan itu di provinsi.

Ia menambahkan, dari 33 provinsi, setidaknya ada 17 provinsi yang tidak memilikinya program ini, yaitu Sumsel, Kepri, Babel, Banten, Riau, Bangka Belitung, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat.

"Alokasi anggaran pemprov untuk pengentasan kemiskinan per penduduk miski per tahun tertinggi dipegang Bali yaitu Rp 365.757 dan terendah dipegang NTT sebesar Rp 20.900," katanya.

Sedangkan dari sektor kesehatan, Lenny mengatakan, berdasarkan skor komitmen pemprov, provinsi tertinggi yang mengalokasikan anggaran kesehatan dipegang Provinsi Babel Rp 166.459 dan terendah DIY yaitu Rp 5.807. Anggaran itu diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat per kapita per tahunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com