Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Perangi Kemiskinan

Kompas.com - 27/03/2013, 10:49 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com-  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (27/3/2013) pagi, membuka Pertemuan Panel Tingkat Tinggi Pembahasan Agenda Pembangunan Pasca-2015 di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.

Presiden Yudhoyono yang juga ketua bersama dari panel itu kembali menekankan arah pembangunan dunia adalah memerangi kemiskinan.

"Untuk memerangi kemiskinan global, kita perlu membangun kerangka yang tepat untuk pembangunan jalan baru. Dan untuk mencapai hal ini, kita perlu mengumpulkan sumber daya dan memberdayakan kaum miskin," kata Presiden dalam pidato tertulis di hadapan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf yang juga ketua bersama panel, anggota panel, delegasi, dan peserta pertemuan.

Ia menyebutkan, dalam pembicaraan serupa sebelumnya di New York (AS), London (Inggris) dan Monrovia (Liberia) penekanan pada pemberantasan kemiskinan menjadi fokus.

Untuk mencapai itu, kebutuhan dasar individu di tingkat rumah tangga harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi, antara lain, pelayanan kesehatan, pendidikan, pangan, energi, air bersih, dan perumahan.

Untuk mencapai hal itu, menurut Presiden Yudhoyono, pendekatan yang dilakukan dalam agenda pembangunan mendatang ditekankan pada pertumbuhan inklusif, kesetaraan, perlindungan lingkungan, baik perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan.

"Kami juga setuju bahwa kemakmuran mempertahankan membutuhkan lebih dari pertumbuhan ekonomi yang adil. Kita membutuhkan transformasi ekonomi dan sosial yang memberdayakan seseorang untuk mengangkat diri dari kemiskinan," kata dia.

Selain itu, melalui peran pemerintah dalam mengembangkan blok bangunan nasional yang mempertahankan kemakmuran juga keharusan.

Blok-blok itu meliputi, antara lain, penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, meningkatkan daya saing, teknologi baru dan inovasi, infrastruktur pembangunan, dan lembaga-lembaga domestik yang lebih kuat.

"Kami percaya bahwa transformasi ini harus melibatkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan ekuitas, manajemen yang transparan sumber daya alam, dan kontribusi aktif sektor swasta. Hal ini juga harus mencakup kemitraan-perkembangan baru subjek yang menjadi tema sentral dari pertemuan di Bali," kata Presiden Yudhoyono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com