Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibanding KA, Maskapai Penerbangan Lebih Siap Hadapi Pemudik

Kompas.com - 05/08/2013, 21:26 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, maskapai penerbangan lebih siap menghadapi kenaikan jumlah penumpang pada arus mudik tahun ini. Hal ini menyebabkan kenaikan jumlah pemudik dengan pesawat tahun ini lebih besar dibanding pertumbuhan jumlah pemudik dengan kereta api.

"Ada dua penyebab meningkatnya pemudik menggunakan pesawat. Pertama, meningkatnya kemampuan masyarakat untuk membeli tiket pesawat. Kedua, persiapan maskapai penerbangan mengantisipasi meningkatnya jumlah pemudik pesawat," ujar Bambang di Jakarta, Senin (5/8/2013).

Penyebab pertama terjadi karena meningkatnya pendapatan masyarakat yang didorong oleh kondisi perekonomian nasional yang positif. Adapun penyebab kedua disebabkan kesiapan yang matang dari maskapai nasional dengan membeli pesawat baru sejak berbulan-bulan sebelumnya.

Berbeda dari pesawat terbang, pada moda transportasi kereta api justru tidak terjadi peningkatan jumlah penumpang secara signifikan, yaitu sekitar 1,6 persen. Jika dalam moda transportasi udara permintaan pemudik bertemu dengan kesanggupan maskapai menyediakan layanan penerbangan, hal ini tidak terjadi pada moda transportasi kereta api.

"Peminatnya sebenarnya banyak, tapi karena fasilitas kereta api tidak memadai, jadi tidak ada peningkatan yang signifikan," jelasnya.

Menurut Bambang, PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebenarnya memiliki lokomotif yang cukup, tetapi jumlah gerbongnya yang tidak memadai. Selain terbatasnya jumlah gerbong kereta api, masalah lainnya adalah minimnya double track atau rel ganda. Ketiadaan rel ganda inilah yang menyebabkan kereta api tidak memiliki intensitas perjalanan yang banyak.

"Kalau pesawat punya trip (intensitas perjalanan) yang lebih banyak karena jauh lebih cepat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com