Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Rusuh Lapas seperti Bom Waktu, Tinggal Tunggu Detonatornya

Kompas.com - 12/07/2013, 16:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika menganalogikan kasus kericuhan di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, bak bom waktu yang hanya menunggu detonator untuk meledak. Peristiwa ini mengakibatkan kaburnya ratusan narapidana.

"Ini masalah serius. Kami melihat bom waktu ini bisa meledak di seluruh lapas di Indonesia. Problemnya, ibarat bom hanya perlu detonator saja. Bahan baku ledaknya sudah cukup banyak," ujar Pasek di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Pasek memaparkan sejumlah alasan mengapa persoalan lapas di Indonesia sudah sangat kronis. Salah satunya adalah masalah kapasitas. Menurutnya, rata-rata lapas diisi 500-600 persen dari kapasitas idealnya. Sebagian besar diisi oleh para narapidana kasus korupsi.

"Jadi, sudah sangat tidak sehat. Kenapa itu terjadi karena terlalu banyak orang masuk penjara dalam proses hukum kita ini. Bahasanya, kalau tidak masuk penjara tidak bagus. Kadang ada beberapa kasus yang kami temui harusnya masuk rehab," kata Pasek.

Pembatasan remisi jadi biang keladi 

Tidak hanya mudahnya aparat hukum menjebloskan seseorang ke penjara, ia juga menuding keberadaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 menjadi salah satu biang keladi. Peraturan untuk pembatasan remisi bagi koruptor, narapidana narkoba, dan terorisme itu menjadikan lapas diisi oleh para penjahat kelas kakap.

"Koruptor rata-rata orangnya intelektual sehingga bisa jadi pemimpin. Dia punya kemampuan berpikir mengonsolidasikan kekuatan. Sementara teroris rata-rata bermental pemberani dan mampu pengaruhi orang untuk berani. Sementara pelaku narkoba adalah mereka yang kecewa disakiti diberlakukan yang tidak sesuai. Berkumpul jadi satu bagaimana?" papar Pasek.

Kondisi itu, kata dia, menjadi bom waktu. Dalam kasus di Lapas Tanjung Gusta, Pasek menilai, detonatornya adalah tersendatnya pasokan air dan listrik.

Kericuhan di Lapas Tanjung Gusta bermula saat pasokan listrik dan air di lapas terhenti. Para napi kemudian melakukan provokasi hingga timbul kerusuhan di lapas yang akhirnya berujung pada pembakaran.

Saat situasi kacau inilah, ratusan warga binaan itu menggunakan kesempatan kabur dengan sebelumnya menyandera 15 petugas lapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com