Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Kongres Demokrat Dikoordinir Hadi Utomo

Kompas.com - 10/07/2013, 19:50 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Kongres Partai Demokrat 2010, Didik Mukrianto, mengungkapkan, sumber pendanaan kongres di Bandung berasal dari DPP Demokrat. Menurut Didik, penganggaran kongres ini dikoordinir langsung oleh Ketua Umum yang saat itu dijabat Hadi Utomo.

“Semua dikoordiniri oleh ketua umum. Saya tidak koordinasi dengan Nazaruddin karena langsung koordinasi dengan ketum. Lalu Pak Ketum langsung perintahkan staf bendahara DPP,” kata Didik di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (10/7/2013) seusai diperiksa sebagai saksi terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi proyek Hambalang yang menjerat mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Adapun Anas terpilih sebagai ketua umum melalui kongres 2010 tersebut. “Pelaksanaan kongres jadi agenda besar. Pada saat itu, 2005-2010, saya berkoordinasi dengan ketum (Hadi),” kata Didik. Menurut Didik, pada saat kongres berlangsung, terjadi kekosongan posisi bendahara umum dalam struktur Demokrat.

Oleh karena itu, katanya, urusan pendanaan partai dikoordinir langsung oleh ketua umum. “Pada saat itu terjadi kekosongan bendahara karena bendum kita yang lama itu meninggal dunia menjelang kongres,” ucap Didik.

Selaku ketua panitia, Didik memastikan tidak ada dana illegal yang mengalir untuk penyelenggaraan kongres. Dana yang digunakan untuk kongres di Bandung tersebut, katanya, tidak lebih dari Rp 7 miliar.

Didik juga mengaku tidak tahu jika ada dana BUMN yang mengalir untuk pemenangan calon tertentu dalam kongres. Menurutnya, biaya pemenangan calon merupakan tanggung jawab masing-masing calon.  

“Kami selaku panitia tidak tahu-menahu mengenai pemenangan kandidat masing-masing sehingga kalau kandidat masing-masing mengkoordinir itu jadi domain masing-masing,” tuturnya.

Didik juga menegaskan, panitia kongres tidak memberikan uang saku kepada peserta Kongres. Menurut Didik, panitia hanya menyediakan bus untuk transportasi peserta ke lokasi kongres dari tempat menginap masing-masing peserta di Bandung.

“Karena memang pelaksanaan kongres itu dilaksanakan di Asian Time, sementara penyebaran tempat peserta kongres itu ada di Kota Bandung, maka panitia hanya mengalokasikan dan sediakan bus untuk mobilisasi peserta ke tempat acara,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai dugaan bagi-bagi uang kepada sejumlah ketua dewan pimpinan cabang (DPC) untuk pemenangan calon tertentu, Didik mengaku tidak tahu.

Dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka. Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang saat dia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Hadiah tersebut, diduga berupa Toyota Harrier dan hadiah lainnya yang belum diungkapkan KPK.

Kini, KPK mendalami keterkaitan antara penyelenggaraan kongres dengan gratifikasi yang diduga diterima Anas. Diduga, ada aliran dana BUMN ke kongres tersebut. Aliran dana itu diduga mengalir untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Buku Nasional

    Sejarah Hari Buku Nasional

    Nasional
    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

    Nasional
    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

    Nasional
    Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

    Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

    Nasional
    Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

    Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

    Nasional
    Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

    Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

    Nasional
    Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

    Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

    Nasional
    Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

    Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

    Nasional
    PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

    PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

    Nasional
    Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

    Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

    Nasional
    Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

    Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

    Nasional
    Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

    Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

    Nasional
    Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

    Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

    Nasional
    Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

    Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com