Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap di Singapura, Indonesia Tidak Akan Minta Maaf

Kompas.com - 21/06/2013, 14:45 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak akan melakukan permintaan maaf kepada Pemerintah Singapura atas kabut asap yang saat ini melanda negeri jiran tersebut. Namun, pemerintah saat ini sedang berupaya mencari solusi atas masalah tersebut.

"Tidak, tidak ada permintaan maaf. Saya kira pihak Singapura mengetahui bahwa ini kan bertahun-tahun kondisinya terus membaik. Upaya Indonesia juga telah membuahkan hasil," kata Marty saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Jumat (21/6/2013).

Marty menambahkan, Pemerintah Indonesia dan Singapura pun sudah melakukan upaya kemitraan untuk mengatasi masalah asap tersebut. Pihak Indonesia dan Singapura pun juga telah berkomunikasi untuk berbagai informasi, terutama perkembangan terakhir kondisi asap di Singapura dan sekitarnya.

"Sebab, kami sudah bergerak dan berupaya untuk mengatasi bencana ini," tambahnya.

Marty juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Singapura pun akan mengirim Menteri Lingkungan Hidupnya untuk berkunjung ke Jakarta. Rencananya, perwakilan dari Singapura tersebut akan bertemu mitranya, Menteri Lingkungan Hidup dari Indonesia, dan akan berkomunikasi lebih lanjut mengatasi hal ini.

Di sisi lain, Presiden pun sudah menginstruksikan untuk segera menangani masalah ini dan bekerja sama dengan lembaga terkait agar masalah asap ini lekas selesai. "Intinya upaya optimal mengatasi permasalahan utamanya kebakaran yang menyebabkan asap tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, terkait protes dari Singapura, Menkokesra Agung Laksono dalam rapat koordinasi penanganan bencana tersebut mengatakan, Singapura jangan seperti anak-anak. Ini bukan Indonesia yang mau, tetapi atas pengaruh alam.

Sebelumnya, Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia, mengatakan, teknik pembalakan dan pembakaran digunakan di lahan yang murah sebagai metode pembersihan dan itu tidak hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga karyawan perusahaan minyak sawit, termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Singapura dan Malaysia.

"Kami mengharapkan Pemerintah Malaysia dan Singapura juga memberi tahu pengusaha mereka untuk mengadopsi kebijakan layak sehingga kita bisa mengatasi masalah ini bersama," tambah Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

    Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

    GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

    Nasional
    Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

    Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

    Nasional
    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

    Nasional
    Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

    Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

    Nasional
    Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

    Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

    Nasional
    Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

    Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

    Nasional
    Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

    Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

    Nasional
    PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

    PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

    Nasional
    Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

    Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

    Nasional
    Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

    Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

    Nasional
    Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

    Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

    Nasional
    PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

    PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

    Nasional
    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

    Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com