Taman Keanekaragaman Hayati akan memiliki 55 spesies pohon langka, yang terdiri dari 30 spesies tanaman utama yang terancam punah dan 25 spesies tanaman pendukung.
Beberapa tanaman sudah terancam punah dengan status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian.
Contohnya adalah pohon geronggang (Cratoxylum Arborescens), meranti (Shorea), tembesu (Fragea Fragrans), belangeran (Shorea Balangeran), dan ramin (Gonystylus Bancanus).
Taman tersebut merupakan tempat konservasi flora langka berbasis tanah rawa di sekitar kompleks Jakabaring Sport Center Palembang.
Hal itu menjadikannya taman rawa ini sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati pertama di Indonesia.
Taman Keanekaragaman Hayati, yang selanjutnya disebut Taman Kehati, adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ.
Yulianto mengatakan, kehadiran taman itu bertujuan menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli atau lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi atau mengakibatkan kepunahan.
Baca juga: Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023
Adapun taman itu akan terbagi menjadi 87 persen area hijau, tiga persen area rendaman, dan sepuluh persen infrastruktur.
Pembangunan taman itu sudah cukup lama direncanakan dengan mempertimbangkan bahwa Sumsel belum memiliki Taman Kehati secara khusus.
Pembangunan taman itu dimandatkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati.
Mandat itu juga dipertegas Pemprov Sumsel melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 418/KPTS/DLHP/2021 tentang Tapak Kawasan Taman Kehati.
Taman Kehati Sumsel juga akan menjadi taman kehati pertama di indonesia yang berada di lahan rawa.
Adapun metode penanaman di Taman Kehati Sumsel menggunakan sistem gundukan yang menyesuaikan dengan tinggi genangan dan pasang surut genangan.
Baca juga: Pertamina International Shipping Raup Laba Rp 5,4 triliun Sepanjang 2023, Naik 60,94 Persen
Spesies pohon ditanam dengan tetap menggunakan pupuk. Untuk tahap awal, pupuk berasal dari kompos blok berbahan alami sehingga aman bagi lingkungan.