Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pertama di Indonesia, Pemprov Sumsel dan PT KPI Bangun Taman Rawa dengan 55 Spesies Pohon Langka

Kompas.com - 03/07/2024, 15:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumatera Selatan (Sumsel).

Komitmen KPI diwujudkan dengan mendukung pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di Sumsel yang telah dilakukan groundbreaking bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel pada Selasa (2/7/2024).

Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi menyebutkan, revegetasi taman dalam keanekaragaman hayati sudah lama diidam-idamkan.

“Pembangunan taman ini dimulai dari revegetasi dan nanti bukan hanya untuk tujuan pariwisata, tapi lebih mengarah kepada tujuan penjagaan lingkungan, serta agenda pelestarian keanekaragaman hayati. Ini merupakan langkah yang sangat baik,” katanya dalam siaran pers.

Elen juga mengapresiasi keterlibatan dan dukungan penuh Kilang Pertamina Plaju yang mendukung penuh rencana revegetasi taman kehati yang rencananya akan memiliki luas 5 hektar (ha) di kawasan Jakabaring Sport Center (JSC). 

Baca juga: Pertamina Patra Niaga Latih Ibu Rumah Tangga Produksi Teh SIJALE

“Terima kasih Pertamina telah mau bersama-sama membangun Sumsel. Saya kira banyak sekali yang bisa kami canangkan,” tuturnya 

Sementara itu, General Manager PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju Yulianto Triwibowo mengatakan, Kilang Pertamina Plaju akan terus bersinergi bersama stakeholder terkait mewujudkan tujuan lingkungan yang berkelanjutan

“Kami merasa sinergi itu sangat penting dalam menciptakan upaya kolektif guna mencapai tujuan bersama, yakni mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan,” katanya.

Oleh sebab itu, kata Yulianto, pihaknya akan terus menggaungkan sinergi dengan stakeholder sebagai komitmen Kilang Pertamina Plaju mendukung tujuan keberlanjutan.

Yulianto mengatakan, Pertamina juga mempunyai target untuk menekan emisi dan mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060. 

Baca juga: Kembangkan Program Pemberdayaan Masyarakat, Pertamina Boyong 96 Penghargaan pada Ajang ISRA Award 2024

Untuk itu, pembangunan taman tersebut sejalan dengan misi Pertamina. 

“Secara entitas bisnis, kami juga melakukan penanaman pohon di lingkungan dalam kilang dan sekitarnya,” katanya.

Dia juga menyebutkan, Kilang Pertamina Plaju berfokus pada beberapa program pelestarian keanekaragaman hayati serupa.

Beberapa program itu, di antaranya Riset dan Konservasi Ikan Belida (Chitala Lopis) yang hingga saat ini telah dikonservasi sebanyak 154 ekor, penangkaran rusa sebanyak 33 ekor, rusa totol sebanyak 32 ekor, dan seekor rusa sambar.

Lalu juga konservasi Gajah Sumatera yang berjumlah 28 ekor gajah serta penanaman 4.663 pohon dari 104 spesies, guna mendukung program  penghijauan pada wilayah Komplek Pertamina.

Lestarikan pohon langka

Taman Keanekaragaman Hayati akan memiliki 55 spesies pohon langka, yang terdiri dari 30 spesies tanaman utama yang terancam punah dan 25 spesies tanaman pendukung. 

Baca juga: Truk Pengangkut BBM Pertamina Terbakar di Tol Ngawi, Pertamina Pastikan Pelayanan Distribusi Tak Terganggu

Beberapa tanaman sudah terancam punah dengan status rawan, kritis, genting, dan rendah perhatian. 

Contohnya adalah pohon geronggang (Cratoxylum Arborescens), meranti (Shorea), tembesu (Fragea Fragrans), belangeran (Shorea Balangeran), dan ramin (Gonystylus Bancanus).

Taman tersebut merupakan tempat konservasi flora langka berbasis tanah rawa di sekitar kompleks Jakabaring Sport Center Palembang.

Hal itu menjadikannya taman rawa ini sebagai tempat pelestarian keanekaragaman hayati pertama di Indonesia.

Taman Keanekaragaman Hayati, yang selanjutnya disebut Taman Kehati, adalah suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ.

Yulianto mengatakan, kehadiran taman itu bertujuan menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli atau lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi atau mengakibatkan kepunahan.

Baca juga: Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Adapun taman itu akan terbagi menjadi 87 persen area hijau, tiga persen area rendaman, dan sepuluh persen infrastruktur.

Pembangunan taman itu sudah cukup lama direncanakan dengan mempertimbangkan bahwa Sumsel belum memiliki Taman Kehati secara khusus.

Pembangunan taman itu dimandatkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 3 Tahun 2012 tentang Taman Keanekaragaman Hayati.

Mandat itu juga dipertegas Pemprov Sumsel melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Nomor 418/KPTS/DLHP/2021 tentang Tapak Kawasan Taman Kehati. 

Taman Kehati Sumsel juga akan menjadi taman kehati pertama di indonesia yang berada di lahan rawa.

Meluas hingga 20 ha 

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju mendukung pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di Sumsel dengna melakukan groundbreaking bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel pada Selasa (2/7/2024).
DOK. Humas Pertamina PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju mendukung pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati di Sumsel dengna melakukan groundbreaking bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel pada Selasa (2/7/2024).

Adapun metode penanaman di Taman Kehati Sumsel menggunakan sistem gundukan yang menyesuaikan dengan tinggi genangan dan pasang surut genangan.

Baca juga: Pertamina International Shipping Raup Laba Rp 5,4 triliun Sepanjang 2023, Naik 60,94 Persen

Spesies pohon ditanam dengan tetap menggunakan pupuk. Untuk tahap awal, pupuk berasal dari kompos blok berbahan alami sehingga aman bagi lingkungan.

Adapun sistem pengelolaan dan perawatan akan dikelola secara multipihak, yakni Pertamina, DLHP, dan pengelola JSC selama masa kerja sama lima tahun dan akan dilembagakan dengan SK dari Pj Gubernur Sumsel. 

Jika prospek taman tersebut bagus, lahan pengembangan itu akan diperluas hingga 20 ha. Lokasi pengembangan taman ini juga tidak masuk dalalam tanah kawasan yang dilindungi.

Jika sudah dibangun, maka pengelolaan lokasi rawa akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, Taman Keanekaragaman Hayati pertama di Indonesia ini dibangun dari nol (tidak ada tanaman sebelumnya).

Taman kehati itu diharapkan bisa jadi wahana pelestarian sumber daya alam hayati, konservasi hayati, tempat kegiatan penelitian serta rekreasi.

Baca juga: Berikan Dampak Perekonomian, Pertamina Pastikan Hadir di MotoGp Grand Prix of Indonesia 2024

Tanaman yang disiapkan di Taman Kehati Sumsel pada umumnya berumur 4-5 tahun dan mampu beradaptasi dan tumbuh sendiri. 

Namun, dukungan pemeliharaan tanaman masih diperlukan dengan intensitas yang semakin berkurang seiring dengan semakin bertambahnya umur tanaman.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, dengan groundbreaking pembangunan taman tersebut, Kilang Pertamina Plaju turut mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Nomor 15.

TPB tersebut bertujuan melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, serta mengelola hutan secara lestari. 

Fadjar menegaskan, Pertamina Group berupaya mewujudkan komitmennya sebagai perusahaan berkelanjutan dengan menjaga kelestarian alam. 

Baca juga: Kembangkan Energi Bersih, Pertamina NRE Siapkan Investasi 6,2 Miliar Dollar AS pada 2029

“Kami berharap, upaya-upaya seperti ini dapat menjaga alam hingga di masa depan sekaligus memitigasi perubahan iklim," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com