Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Kompas.com - 26/05/2024, 22:46 WIB
Vitorio Mantalean,
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menyoroti masalah kemiskinan dan ketimpangan di Tanah Air saat menutup rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDI-P, Minggu (26/5/2024).

Megawati awalnya bertanya terkait harga handphone termurah saat ini kepada peserta rakernas. Sebab, dia menyebut, kini sudah banyak masyarakat yang dalam satu keluarga semua memiliki handphone.

“Tapi heran juga ya, rakyat tuh pinter juga ya. Kadang-kadang saya lihat, sekarang handphone paling murah berapa toh? Rp 1 juta? Loh itu yang makanya saya bilang pinter. Loh kok bisa beli handphone ya, Rp 1 juta itu larang (mahal) loh,” kata Megawati di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Minggu.

Dia lantas bertanya dari mana uang yang dipakai untuk membeli handphone tersebut. Bahkan, Presiden ke-5 RI ini sampai berpikir bahwa rakyat Indonesia sudah mulai sejahtera.

Baca juga: Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

“Kalau makan itu bisa sebulan toh. Kurang lebih untuk sebulan kok bisa ya beli handphone ya, dari mana ya dia datang duitnya atau ini pinjam sama pinjol (pinjaman online), hayo? Lah iya, kadang-kadang lihat bapak ibu anak (punya handphone,” ujarnya.

"Jadi dilihat kalau dibilang miskin kayaknya kok enggak juga ya, udah mulai sejahtera ya,” kata Megawati melanjutkan.

Namun, di sisi lain, dia merasa heran karena Menteri Sosial Tri Rismaharini masih kerap menangis karena masih ada orang tua yang tinggal di kandang kambing.

Oleh karena itu, Megawati menyimpulkan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah ketimpangan antar si kaya dan si miskin semakin lebar di Indonesia.

“Tapi, kalau dengar Ibu Risma sampai nangis ada orang tua saja tinggal di kandang kambing, ini kan berarti bentangan perbedaaannya itu juga makin jauh dan makin timpang. Bayangkan mana yang mulai masuk zona nyaman dengan mereka yang masih miskin dan papah. Bayangkan yang namanya berkeadilan untuk kesejahteraan rakyat, aduh aku pikir piye iki yo,” ujarnya.

Baca juga: Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Sebagaimana diberitakan, presentase kemiskinan Indonesia berdasarkan data tahun 2023 berada di angka 9,36 persen.

Padahal, pemerintah dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) menargetkan angka kemiskinan turun ke 6,5-7,5 persen pada 2024.

Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan ekstrem di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun.

Pada Maret 2022, persentase penduduk miskin ekstrem sebesar 2,04 persen. Lalu, turun menjadi 1,74 persen di bulan September 2022, dan 1,12 persen pada Maret 2023.

Baca juga: Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com