Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Kompas.com - 26/05/2024, 17:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pidato politiknya menutup rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDI-P, Minggu (26/5/2024), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menyebut Indonesia saat ini tidak punya arah yang jelas.

Bahkan, dia secara tidak langsung membandingkan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau China. Menurut Megawati, Presiden Xi Jinping diminta membuat visi misi pemerintahan sampai 100 tahun.

“Sekarang ini kan kelihatan tidak ada konsep. Seperti RRT, Xi Jinping itu sudah disuruh bikin untuk ke depan, visi misi 100 tahun. Terakhir, beliau kirim surat sama saya sudah disuruh lagi untuk bikin 100 tahun lagi. Berarti yang namanya RRT itu punya 200 tahun lho arah. Saya bilang aduh gila juga tapi perlu,” kata Megawati di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Minggu.

Megawati lantas menyebut, bangsa saat ini berjalan ke arah yang tidak jelas karena faktor pemimpin yang tidak memiliki konsep negara yang disebutnya sebagai negara paripurna.

Baca juga: Megawati: Lebih Baik Aku Cinta Padamu, Susah Banget Pakai Saranghae, Bukannya Menghina...

“Orangnya (China) kan katanya 1,6 miliar, kita cuma seperapatnya 270 (juta). Gini aja kok masih morat-marit, kocar-kacir enggak jelas maunya ke mana pemimpinnya, maunya ke mana rakyatnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Megawati dalam pidatonya memang berbicara mengenai konsep negara paripurna yang dibuat oleh Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno.

Menurut Megawati, negara paripurna itu adalah yang berdaulat di bidang politik sehingga tidak mau dijajah. Lalu, berdiri di atas sendiri di bidang ekonomi, serta berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Presiden ke-5 RI ini lantas menyebut bahwa Indonesia mampu menjadi negara paripurna karena memiliki potensi dan kekayaan yang luar biasa. Sehingga yang dibutuhkan adalah manusia yang memahami dan menghidupi ideologi Pancasila.

Baca juga: 17 Sikap PDI-P Hasil Rakernas, Mandatkan Kembali Megawati Jadi Ketua Umum

Sebagaimana diketahui, rakernas PDI-P menghasilkan 17 sikap partai yang diserahkan kepada Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum.

Dibacakan oleh Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, rekomendasi tersebut didasari pada pergerakan berdasarkan ideologi Pancasila menuju Indonesia berdaulat, berdikari, dan berkeperibadian dalam kebudayaan.

“Rakernas V PDI-P dilaksanakan dalam rangka menyikapi kemorosotan demokrasi pada Pemilu 2024 dan transisi pemerintahan yang akan datang,” kata Puan di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta, Minggu.

Selain itu, menurut dia, rakernas digelar dalam mempersiapkan langkah strategis memenangkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, dan merumuskan program-program yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Puan juga mengatakan, rakernas dilakukan untuk merumuskan langkah dalam mencermati persoalan ekonomi yang tidak ringan, ancaman krisis pangan, geopolitik dan disrupsi akibat perkembangan tekonolgi.

Baca juga: Megawati: Saya Tahu Permainan Impor Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

Nasional
Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

Nasional
Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

Nasional
Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Soal Isu Jadi Menlu Prabowo, Meutya Hafid: Hak Prerogatif Presiden Terpilih

Nasional
Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Benarkan Data Bais Diretas, Kapuspen: Server Dinonaktifkan untuk Penyelidikan

Nasional
1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online, PPATK: Agregat Deposit Sampai Rp 25 Miliar

Nasional
Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com