Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kompas.com - 06/05/2024, 22:53 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perilaku kekerasan dan senioritas pada sekolah kedinasan, seperti yang terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, dianggap tidak ada hubungannya dengan membentuk karakter buat siap menghadapi krisis dalam pekerjaan mereka.

"Para pelaut harus sehat fisik dan kompak serta peduli pada nyawa orang lain, bukan malah pengalaman sebaliknya yang mereka miliki saat di pendidikan," kata pemerhati pendidikan Doni Koesoema A., saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Menurut Doni, calon pelaut seharusnya diberi pengetahuan tentang kecepatan dan ketepatan aksi dan reaksi ketika menghadapi persoalan di tengah laut.

Aksi kekerasan, menurut Doni, justru hanya melanggengkan tradisi negatif yang diturunkan dari setiap angkatan dan juga bisa berdampak tidak baik terhadap masyarakat, seperti munculnya arogansi dan lainnya.

Baca juga: Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior


Di samping itu, Doni juga menganggap sikap senioritas sudah tidak relevan di dalam sekolah kedinasan yang lulusannya akan berhadapan dengan berbagai kalangan masyarakat.

"Budaya senioritas harus diretas dan dihapuskan karena tidak relevan dengan tujuan pendidikan di dalam pendidikan kedinasan," ucap Doni yang juga dosen di Universitas Multimedia Nusantara.

Diberitakan sebelumnya, taruna tingkat 1 STIP Jakarta bernama Putu Satria Ananta Rastika dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024), diduga karena dianiaya oleh seniornya, T (21).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hadi Saputra Siagian mengatakan, peristiwa pemukulan ini terjadi di sebuah toilet yang berada di lantai dua gedung Kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara.

Baca juga: Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Sebelum penganiayaan terjadi, Putu bersama beberapa rekannya baru saja mengecek sejumlah kelas usai kegiatan jalan santai.

“Setelah memastikan tak ada orang di dalam kelas, mereka (korban dan temannya) dipanggil oleh T. T mempertanyakan korban kenapa mengenakan baju olahraga saat ke gedung pendidikan," kata Hadi dalam keterangannya.

Hadi menyebutkan, Putu dan empat temannya dibawa ke dalam kamar mandi lalu diminta berbaris tanpa tahu tujuan dari sang senior.

“Setelah berbasis, T langsung melepaskan pukulan dengan tangan kosong kepada korban (Putu) ke arah ulu hati,” ujar Hadi.

Baca juga: Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

T kemudian meminta empat teman Putu pergi dan korban dibawa ke klinik yang berada di lingkungan STIP.

Sesampainya di klinik, korban disebut sudah tak bernyawa, ditandai dengan sudah tidak ada nadi yang berdenyut di tubuh korban.

Terkait peristiwa itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy akan mendalami kasus itu.

"Kita lihat kasusnya, ya. Selama ini itu jadi tanggung jawab institusi, termasuk kalau itu menyangkut mahasiswa, ya pimpinan yang bertanggung jawab di bidang kemahasiswaan," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (6/5/2024).

Baca juga: Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku turut prihatin atas kasus kekerasan hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa tersebut.

Budi menuturkan, Kemenhub sudah melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelaku. Kementerian itu sudah membentuk tim investigasi dan evaluasi pola pengasuhan di STIP Jakarta.

"Nanti saya berbelasungkawa dan sangat prihatin. Kami sudah melakukan satu upaya penegakan hukum. Tapi nanti detailnya Bu Adita (Irawati Jubir Kemenhub) akan menjelaskan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com