Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Pemilu 2024: Pembuktian Lembaga Survei

Kompas.com - 14/02/2024, 08:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Langkah Denny “menyinggung” intelektualitas dan kapasitas Mujani. Pada saat lembaga survei komersial bekerja maka filosofi survei bukan lagi medium akademik, objektif, tetapi sebaliknya survei sebagai proyek pemenangan kandidat atau survei harus berpihak, tidak netral lagi karena terdapat sponsor yang harus disukseskan, dimenangkan dalam kompetisi politik.

Sejak berkembangnya “survei berbayar” dan “pemain politik”, lembaga survei menjelma seperti “hakim tunggal” yang menentukan dinamika politik dan nasib para kompetitor politik.

Apakah lembaga “survei profesional” otomatis kredibel hasil surveinya dan kinerja manajemen politiknya handal?

Berkaca pada kasus Pemilu Amerika Serikat 2016, dengan kandidat presiden Donald Trump dan Hillary Clinton. Jajak pendapat oleh 20 lembaga survei plus media televisi dan media lainnya melakukan 80 jajak pendapat sejak pertengahan September 2016.

Sekitar 18 lembaga riset mempublikasikan hasil risetnya, Hillary unggul dari Trump dalam jajak pendapat di seluruh negara bagian Amerika, dan dia hampir pasti menjadi suksesor Presiden Barack Obama.

Dua lembaga survei saja berbeda pendapat, yang mengunggulkan Donald Trump, yaitu Los Angeles Times dan partnernya USC Tracking. Hasilnya Trump menang, sebaliknya Hillary kalah pada pemilihan presiden Amerika 2016.

Problem survei untuk jajak pendapat adalah tidak hadirnya dimensi-dimensi subjekvitas perilaku pemilih dan kandidat dalam elemen-elemen survei.

Para peneliti yang berbasis pada paradigma positivistik atau metode kuantitatif, plus surveinya berbayar dari kandidat, membuat fakta-fakta berbasis angka sebagai kemutlakan.

Ketika metode kuantitatif yang mereka terapkan dan dioperasikan mengabaikan human error, itu problem etika keilmuan. Yang menjadi beban moral, survei model pesanan ini diperkuat dengan trik-trik “dirty vote” oleh tim sukses sebagai strategi pembenaran atas klaim-klaim keunggulan dari lembaga survei.

Sebaliknya praktisi riset kualitatif mencoba untuk menambal kelemahan dari riset kuantitatif dengan melakukan survei terhadap dimensi subjektif dari para responden atau informan seperti keterikatan pemilih dengan nilai-nilai agama dari kandidat, nilai-nilai persaudaraan, pertemanan, dan sejenisnya. Dimensi semacam itu oleh masyarakat dikategorikan “aspek hati nurani”.

Periset kualitatif memahami aspek kualitatif semacam hati nurani sebagai fakta sangat penting untuk dikonstruksi ke permukaan. Mengapa? Seperti pepatah, dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa tahu!

Kekuatan aspek yang tersembunyi oleh para peneliti kualitatif sangat esensial menjadi bagian dalam risetnya agar angka-angka tidak “dituhankan”.

Rabu, 14 Februari 2024, merupakan puncak tahapan pemilu, ketika para pemilih mencoblos calon-calon legislator, senat, dan presiden-wakil presiden.

Coblosan menjadi simbol pembuktian, apakah hati nurani atau survei berbayar yang menentukan hasil Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com