JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai keluarga korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) lebih menunggu permintaan maaf dari calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Hal ini merespons permintaan maaf Prabowo kepada dua paslon lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat sesi pernyataan penutup di debat kelima capres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
"Sebenarnya, permintaan maaf yang ditunggu adalah terhadap (korban) pelanggaran HAM," kata Hasto usai debat, Minggu.
Baca juga: Prabowo: Pak Anies dan Pak Ganjar Kami Mohon Maaf jika Saat Kampanye Ada Kata-kata Kurang Berkenan
Menurut Hasto, permintaan maaf kepada korban dan keluarga korban aktivis 98 yang diduga diculik Prabowo pada 1997-1998 lalu lebih ditunggu oleh rakyat.
Sebab, kejahatan HAM yang diduga dilakukan Prabowo saat memimpin Danjen Kopassus TNI AD itu tidak terhapus oleh waktu.
Terlebih kata Hasto, seorang pemimpin harus punya rekam jejak, moral dan etika yang baik.
"Ya kita harapkan akan ditambah untuk permintaan maaf ketika pada masa lalu yang masih menjadi ganjalan bagi seorang pemimpin karena pemimpin harus punya rekam jejak yang baik, punya moral etika yang baik," ucap Hasto.
Baca juga: Ganjar Tanya Prabowo Makam 13 Aktivis yang Diculik pada 1998
Dalam pernyataan penutup di debat kelima, Prabowo menyatakan atas nama Prabowo-Gibran dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) meminta maaf kepada dua pasangan calon (paslon) lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Prabowo meminta maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan selama kampanye. Dia lantas mengakui banyak kalimat atau kata bernada keras yang dia lontarkan ketika sedang berkampanye.
"Kita baru saja beberapa bulan ini melaksanakan kampanye yang penuh dengan semangat, penuh dengan kontestasi, kadang-kadang penuh dengan kata-kata yang keras. Tetapi itikad kita baik. Saya kira tiga paslon semuanya ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia," ujar Prabowo
"Karena itu, saya atas nama Prabowo-Gibran dan atas nama KIM, minta maaf kepada paslon 1 Pak Anies-Muhaimin dan paslon 3 Pak Ganjar-Mahfud, seandainya dalam kampanye ini ada kata-kata kami atau perbuatan kami yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," katanya melanjutkan.
Prabowo turut meminta maaf kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI jika mereka melakukan tindakan yang kurang pas.
Baca juga: Prabowo ke Budiman Sudjatmiko: Sorry Man, Dulu Gue Kejar-kejar Elu...
Diketahui, penculikan aktivis 1997/1998 adalah penculikan aktivis pro-demokrasi yang terjadi antara Pemilu Legislatif Indonesia 1997 dan jatuhnya Presiden Soeharto tahun 1998.
Kasus penculikan aktivis 1997/1998 dilakukan oleh tim khusus bernama Tim Mawar, yang dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono.
Tim Mawar merupakan tim kecil dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup IV, TNI Angkatan Darat.
Saat itu, Prabowo berstatus sebagai Danjen Kopassus.
Dari kasus penculikan ini, terdapat 13 aktivis yang masih hilang dan sembilan aktivis dilepas oleh penculiknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.