Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Sabotase Bus yang Akan Angkut Relawan Ganjar-Mahfud ke GBK, Adian: Menghalangi Kehendak Rakyat!

Kompas.com - 30/01/2024, 18:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Deputi Kinetik Teritorial Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Adian Napitupulu mengecam sabotase terhadap perusahaan otobus (PO) bus yang bakal mengangkut massa pendukung Ganjar-Mahfud ke konser sekaligus kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Sabtu (3/2/2024).

Menurut dia, kampanye akbar merupakan perintah negara dalam rangkaian tahapan pemilihan umum (pemilu) sehingga tidak boleh dihalangi siapa pun.

"Ini perintah negara dan keputusan negara. Tak boleh ada pihak yang dengan sengaja menghalangi kehendak rakyat di satu sisi, dan kehendak negara di sisi lain,” kata Adian dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

Baca juga: Kubu Anies-Muhaimin Ungkap Bus untuk Angkut Relawan Disabotase, TPN Ganjar-Mahfud: Kami Juga Alami

Adian menambahkan, siapa saja boleh datang pada ‘Hajatan Rakyat’ atau kampanye akbar Ganjar-Mahfud pada 3 Februari mendatang.

Menurutnya, kampanye akbar juga merupakan bagian menciptakan politik riang gembira.

“Ini benar-benar ‘Hajatan Rakyat’ yang bukan hanya slogan, tapi betul-betul hajatan rakyat, sekaligus menjalankan perintah undang-undang untuk berkampanye,” imbuhnya.

Wakil Ketua Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden (TKRPP) Ganjar-Mahfud ini meyakini, massa pendukung juga akan memakai sarana transportasi lain, jika tidak dibolehkan menggunakan bus.

Baca juga: Akan Kampanye Akbar di JIS, Anies Dapat Laporan Bus yang Angkut Relawan ke Jakarta Disabotase

Semisal, sebut Adian, mereka bisa saja menggunakan sepeda motor, kereta api, hingga berjalan kaki.

Dengan begitu, lanjut Adian, pihaknya ingin membuktikan tak boleh ada satu kekuatan apa pun yang menghalangi kehendak rakyat.

“Mau sesulit apa pun jalan itu akan kami tempuh. Dalam istilah pergerakan dulu, kalau tak ada rotan, akar pun jadi. Kalau tak ada peluru, pakailah batu. Kalau tak ada batu, pakailah kayu, kalau tak ada kayu, pakailah tinju. Segala pilihan cara akan kami lakukan, sampai yang terberat sekalipun,” urai aktivis 1998 ini.

Terakhir, Adian menekankan bahwa Pemilu merupakan momentum untuk menguji semua pihak, mulai dari presiden, menteri, kepala desa, partai politik hingga rakyat.

“Pemilu menguji rakyat, apakah harga suara mereka sebatas harga paket sembako atau seharga ‘serangan fajar’, atau lebih tinggi dari itu. Termasuk untuk menguji siapa yang sebenarnya yang berdaulat di negeri ini, di setiap level dan di setiap tempat,” tutup anggota DPR Fraksi PDI-P ini.

Baca juga: Ganjar Anggap Terlalu Dini Kesimpulan 01 dan 03 Akan Kolaborasi di Pilpres

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua TPN Ganjar-Mwhfur, Andi Gani Nena Wea mengungkap bahwa pihaknya kesulitan menghubungi PO bus-bus untuk mengantar pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadiri acara konser "Salam M3tal" yang digelar pada Sabtu (3/2/2024) di GBK, Jakarta.

Andi Gani mengaku pihaknya tidak memahami apakah kejadian ini telah direncanakan oleh pihak-pihak tertentu untuk menghalang kehadiran massa dalam acara konser tersebut.

"Teman-teman 01 (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) seperti diumumkan beliau tadi malam dan hari ini, mereka mengumumkan kampanye di JIS mereka kesulitan untuk mendapatkan bus, dan bahkan mendapatkan pembatalan," kata Andi Gani dalam konferensi pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2024).

"Dan ternyata hal ini dialami juga oleh kami (kubu) 03. Teman-teman buruh di Tangerang, Bekasi dan Bogor, mulai tadi malam kesulitan menghubungi PO-PO bus untuk berangkat ke GBK," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Pansel Diminta Coret Capim KPK yang Buruk, Jangan Sampai Lolos ke DPR

Nasional
Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Bertolak ke Riau, Presiden Jokowi Bakal Resmikan Tol dan Sistem Pengelolaan Air

Nasional
Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Soal Putusan MA, Pakar: Pertimbangan Hukum Hakim Sangat Dangkal

Nasional
Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Survei Kepuasan Pelanggan Antam Naik pada 2023

Nasional
4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

4 Terdakwa Kasus Gereja Kingmi Mile Jalani Sidang Vonis Hari Ini

Nasional
Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Secepat Kilat MA Ubah Aturan Batas Usia Kepala Daerah yang Buka Jalan Kaesang Jadi Cagub

Nasional
Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Pakar Bicara Kesamaan Pola Putusan MA dan MK, Terganjal Syarat Pencalonan

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-mal' di Sumsel, Ajak Bocah Makan 'Snack' di Mejanya

Momen Jokowi "Nge-mal" di Sumsel, Ajak Bocah Makan "Snack" di Mejanya

Nasional
Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Pansel Capim KPK: Komposisi Dianggap Bermasalah, Diingatkan Jangan Loloskan Calon Titipan

Nasional
Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Perkuatan Komando dan Interoperabilitas di Kawasan Laut China Selatan

Nasional
Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Penguntitan Jampidsus Dianggap Selesai, Anggota Densus Tidak Disanksi

Nasional
Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Pansel Capim KPK 2024-2029 Didominasi Unsur Pemerintah

Nasional
Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Putusan MA Miliki Modus Sama dengan Putusan MK, Kali Ini Karpet Merah untuk Kaesang?

Nasional
Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Perludem: Putusan MA Keliru, Mencampur Aduk Syarat Calon dan Calon Terpilih

Nasional
Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Pemerintah Arab Saudi Perketat Jalur Masuk Mekkah, Antisipasi Jemaah Haji Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com