Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiriman Bunga Jokowi ke Megawati, Sopan Santun Politik atau Upaya Pendekatan Kembali?

Kompas.com - 24/01/2024, 13:14 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah buket bunga tiba di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2024). Tampak ada bunga anggrek bulan berwarna ungu, mawar putih, lili, dan baby breath.

Rupanya, bunga tersebut dikirimkan oleh Presiden Joko Widodo. Bunga itu dikirim bertepatan dengan hari ulang tahun ke-77 Megawati.

Ada pula ucapan singkat dari Jokowi di atas karangan bunga tersebut, "Selamat ulang tahun Ibu Megawati Soekarnoputri. Dari: Presiden Joko Widodo”.

Bunga ini dikirim di tengah sinyal keretakan hubungan Jokowi dengan Megawati dan PDI-P. Kerenggangan itu tak lepas dari putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Sejak saat itu, Jokowi kerap absen dari sejumlah agenda besar PDI-P. Misalnya, ketika Megawati mengumumkan Mahfud MD sebagai cawapres pendamping capres Ganjar Pranowo pada 18 Oktober 2023 lalu, Jokowi justru melawat ke China dan Arab Saudi.

Baca juga: Ramai-ramai Mantan Pemimpin Negara Turun Gunung di Pilpres 2024: Megawati, SBY, hingga JK

Presiden juga tak hadir dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI-P pada 10 Januari 2024 kemarin. Ia memilih melakukan kunjungan kenegaraan ke Filipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam.

Belum lama ini, sempat beredar kabar bahwa Jokowi hendak bertemu dengan Megawati. Namun, desas-desus tersebut dibantah PDI-P maupun pihak Istana Kepresidenan.

Lantas, adakah makna politik di balik bunga yang dikirim Jokowi untuk Megawati?

Analis komunikasi politik dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menilai, bunga yang diberikan ke Megawati oleh Jokowi menunjukkan sopan santun dalam berpolitik. Sebab, sekalipun hubungan dua elite politik tersebut renggang, Jokowi masih tercatat sebagai kader PDI-P.

“Kalau menurut saya, Pak Jokowi mengirimkan bunga kepada Bu Megawati di hari ulang tahun itu semacam kepantasan dan kepatutan, juga semacam penghormatan kepada Ibu Megawati. Ini courtesy, semacam kesopanan, kesantunan, dalam hubungan antarelite politik,” kata Kunto kepada Kompas.com, Rabu (24/1/2024).

Menurut Kunto, bunga anggrek bulan berwarna ungu yang diberikan Jokowi ke Mega bisa dimaknai sebagai bentuk penghormatan dan kekaguman Presiden ke Ketua Umum PDI-P itu. Mungkin saja, ini merupakan langkah Jokowi untuk mencairkan suasana yang belakangan tegang.

“Ini pesannya Pak Jokowi ke Bu Mega adalah Pak Jokowi menghormati Bu Mega dan mungkin berusaha untuk mencairkan hubungan mereka yang sangat dingin akhir-akhir ini,” ujar Kunto.

Boleh jadi, pemberian bunga tersebut juga memiliki tujuan politik, baik itu terkait pemilu presiden (pilpres) maupun pemilu legislatif (pileg).

Namun, Kunto menyebut, terlalu jauh jika mengasumsikan bunga ini menunjukkan upaya pendekatan kembali Jokowi ke Megawati maupun PDI-P. Pasalnya, dinamika politik masih sangat cair.

“Kita enggak bisa langsung menafsirkan dari satu kejadian ini saja bahwa Pak Jokowi sedang berusaha mendekati Bu Mega,” kata Kunto.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com