JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengaku percaya eksistensi demokrasi di Indonesia.
Itu disampaikan Prabowo saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2023) untuk berdiskusi.
Prabowo diundang sebagai capres menjelang hari pers nasional.
Prabowo mengaku kerap dituding ingin melakukan kudeta, bahkan ketika masih aktif sebagai tentara sekali pun.
Namun, Prabowo menegaskan kepercayaannya terhadap demokrasi.
Baca juga: Ponpes Buntet Ubah Dukungan dari Ganjar ke Prabowo, Apa Alasannya?
"Saya orang yang percaya dengan demokrasi. Saya kira saya sudah buktikan komitmen saya dengan demokrasi, ya kan? Saya dulu tentara, dulu banyak menuduh saya ini, itu, mau kudeta, ya kan. Tapi saya tidak kudeta. Berkali-kali. Enggak tahu, mungkin muka saya muka kudeta kali. Tapi tidak, saya percaya demokrasi," ujar Prabowo di kantor PWI Pusat, Kamis (4/1/2024).
Prabowo lantas membeberkan bukti-bukti dirinya mengikuti proses demokrasi selama ini.
Menurut Prabowo, ia pernah mengikuti konvensi capres Partai Golkar, meski tidak terpilih.
Lalu, Prabowo akhirnya mengikuti Pemilu 2009 setelah membentuk partainya sendiri, yakni Partai Gerindra.
"2009 sebagai calon wakil presiden Ibu Mega. Habis itu sebagai capres. Capres lagi, 2 kali kalah. Habis itu keempat kali, saya percaya dengan proses demokratis. Elemen dari demokrasi pertama adalah pemilihan umum. Rakyat harus bisa memilih pemimpin," tuturnya.
Lalu, Prabowo menyinggung soal kebebasan pers.
Prabowo menyebutkan, kebebasan pers sebagai check and balances, yakni untuk mengendalikan penguasa.
"Dan dengan kebebasan, dengan pers yang dinamis, dan pers kalau perlu keras, kadang sakit hati kita baca. Tapi itu juga mengendalikan kita, itu memberi tahu kita something wrong. Ada masalah di negara kita," jelas Prabowo.
"Sering dikatakan suatu negara yang persnya kuat, tidak ada kelaparan. Itu salah satu. Karena begitu ada kelaparan tek, tek, tek, tek semua tahu," sambungnya.
Baca juga: Prabowo Kunjungi PWI, Gibran Berdinas di Solo
Sementara itu, Prabowo menyebut dirinya tidak mungkin bisa menjadi capres tanpa kehadiran pers yang bebas.
Dia juga mengatakan Gerindra bisa berkembang karena kebebasan pers.
"Menurut saya pers adalah faktor demokrasi tersebut. Dan itu situasinya begitu. Maaf ya sekarang saya juga. Saya jelek-jelek gini kita punya koran juga. Walaupun oplahnya enggak banyak, kadang-kadang saking enggak banyaknya kita bagi-bagi saja. Ada majalah, sekarang ada televisi," imbuh Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.