Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Debby Kristin

Debby Kristin menekuni isu seputar hukum internasional dan HAM. Dalam kesehariannya ia bekerja sebagai Digital Rights Program Assistant bersama EngageMedia, organisasi nirlaba berbasis di Asia Pasifik dengan fokus kerja di hak digital, teknologi terbuka dan dokumenter dengan isu sosial.

Buntut Masalah Platform Dalam Kasus Rohingya di Aceh

Kompas.com - 27/12/2023, 08:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sungguh disayangkan lembaga internasional yang bekerja di isu pengungsian ini gagal membaca pola arus gelombang pengungsi Rohingya, yang tiap tahun pada bulan yang sama mengarungi lautan lalu terdampar di wilayah kedaulatan Indonesia.

Alih-alih, yang mereka lakukan saat ini hanyalah sebatas “memadamkan api” dan bukan tindakan preventif.

Ledakan kemarahan warga yang terjadi adalah konsekuensi dari tidak siapnya lembaga pengungsian internasional dalam mempersiapkan, bukan hanya warga lokal, tetapi juga pemerintah daerah. Seharusnya menjadi tanggung jawab mereka untuk mempersiapkan kapasitas ini.

Disinformasi dan ekosistem media

Tidak mengherankan bila lantas banyak disinformasi yang menyebar di platform media sosial, gara-gara ketidaksiapan warga lokal dalam menerima pengungsi.

Apalagi menjelang Pilpres 2024, masalah ini menyebar bukan lagi hanya di tingkat lokal, tapi juga di tingkat nasional.

Salah satu disinformasi yang marak disebarkan, misalnya, bagaimana potongan video salah satu capres diolah sedemikian rupa solah-olah ia mendukung Rohingya untuk datang dan tinggal lama di Indonesia, disebarkan ratusan dan telah ditonton ribuan kali.

Naasnya, pelaporan media mengenai isu pengungsi masih minimal, jika bukannya malah menyulut api terhadap maraknya disinformasi.

Salah satu berita online, misalnya, mengungkit anggapan tentang pengungsi Myanmar yang tidak bersyukur sudah diberikan makanan—senada dengan narasi serupa disinformasi yang beredar di media sosial. Salah satu unggahan semacam ini di X, masih menyebar dengan 4.985 kali dilihat.

Setiap platform, media, maupun pihak swasta penyiaran lainnya mempunyai tanggung jawab dalam meluruskan informasi yang beredar.

Membiarkan disinformasi tetap beredar di platform mereka justru membuka ruang terjadinya ujaran kebencian akibat terbakar informasi yang menyesatkan.

Ujaran kebencian ini kemungkinan besar mampu memengaruhi publik yang lebih besar untuk turut menolak, bahkan membenci pengungsi Rohingya.

Seruan bahkan ajakan untuk menolak pengungsi Rohingya sudah jelas terpampang di banyak platform media sosial.

Kita tidak perlu menunggu sampai bentrokan antarkelompok terjadi dahulu seperti yang terjadi di Myanmar pada 2014, saat marak berita bohong yang tersebar di Facebook yang menuduh seorang Muslim Myanmar memerkosa perempuan beragama Buddha.

Dalam pedoman Bisnis dan HAM PBB, platform sebagai aktor non-negara, mempunyai tanggung jawab untuk menghormati HAM dan menyediakan rentetan mekanise pemulihan terhadap korban.

Baik itu terjadi secara langsung karena kelalaian pelaku usaha atau karena ketidaksengajaan dalam aktivitas bisnisnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com