Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan PWI, Ganjar: Apakah Pemerintah Ini Koruptif?

Kompas.com - 30/11/2023, 14:57 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, terang-terangan mengatakan pemerintah sekarang koruptif.

Hal itu disampaikan ketika berkunjung ke Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11/2023) untuk berdialog dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Mulanya, Ganjar mengungkap dirinya mengadakan riset kecil kepada masyarakat ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Ia khawatir praktik koruptif di internal pemerintah menjadi budaya dan dianggap wajar.

Baca juga: Soal Komitmen Kebebasan Pers, Ganjar: Pemerintahnya Enggak Boleh Baper kalau Dikritik

"Saya takut, wajar biasa, menjadi biasa, kemudian distempeli budaya. Loh kan bahaya ini. Bahaya ini. Budayawan protes, kita juga protes," kata Ganjar.

"Nah pada saat itulah Bapak Ibu, apakah menurut Anda pemerintah ini koruptif? Jawabannya, iya," lanjut dia.

Ia kemudian menemukan dua masalah pemerintah. Itu didapat dari riset pribadi yang dilakukan kepada masyarakat Jateng.

Pertama, kata Ganjar, pejabat lupa pada masyarakat usai terpilih di Pemilu.

Baca juga: Ganjar: Sekarang, Orang Mau Foto dengan Saya Takut...

Menurut dia, kondisi itu sudah menjadi penyakit umum.

Bahkan, lanjut Ganjar, pemerintah juga mendadak sulit ditemui, sedangkan masyarakat terus menagih janji-janji mereka.

Masalah kedua, Ganjar menyinggung birokrasi rumit apabila tidak disertai uang.

Ia mencontohkan ada seorang yang sulit menjadi PNS karena tidak memiliki orang dalam.

"Mau urus apa, amplopnya ada enggak. Maka adagium kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah itu menjadi kewajaran," ujar politikus PDI-P ini.

Tak sampai di situ, Ganjar bercerita ketika ia didatangi seseorang dan ditawari uang setelah memperingatkan agar tak ada lagi setoran.

Namun, Ganjar tak menjelaskan setoran yang dimaksud. Ia hanya menyampaikan menolak tawaran uang itu.

"Karena saya dikira berchandya. Diantarkan lah saya. 'Bapak, Anda saya kasih dua pilihan. Yang paling simpel minta maaf. Yang kedua, kasihkan duit ini kepada yang berhak," tutur Ganjar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com