JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, jumlah kasus gigitan hewan penular rabies di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 1.823.
Hal ini disampaikannya usai menggelar rapat koordinasi tingkat menteri (RTM) di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2023).
"Penanganan rabies di provinsi NTT, situasi terkini sampai dengan tanggal 15 November 2023, Dinas Kesehatan NTT telah melaporkan ke Kemenkes terjadi 1.823 kasus gigitan hewan penular rabies," kata Muhadjir usai RTM, Selasa.
Baca juga: Cegah Rabies, Pemkot Jakbar Suntik Vaksin 105 Hewan Penular
Adapun dua kabupaten yang dimaksud adalah Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejauh ini, sudah ada 11 korban jiwa dari kasus gigitan hewan penular rabies tersebut. Angkanya meningkat dibandingkan awal November 2023 yang baru mencapai 1 kasus meninggal.
"Di Kabupaten TTS dan TTU yang menyebabkan 11 orang korban jiwa," tutur Muhadjir.
Berdasarkan hasil RTM, Muhadjir menyampaikan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera menetapkan status penanggulangan bencana dalam bagian tertentu.
Hal ini sebagai dasar penanganan kejadian luar biasa dan darurat rabies di provinsi NTT.
Kemudian, BNPB segera membentuk satuan tugas (Satgas) terpadu penanganan darurat rabies di NTT atas permohonan Gubernur NTT.
"BNPB juga menggunakan Dana Siap Pakai untuk mendukung operasional Satgas penanganan dan penanggulangan rabies, termasuk penambahan vaksin dan peralatan vaksin, maupun peralatan yang dibutuhkan untuk vaksinasi rabies," jelasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan Kemenkes pada tahun 2022, terdapat 104.229 kasus gigitan hewan penular rabies dengan 102 kematian.
Angka ini meningkat dibandingkan 57.257 kasus dengan 62 kematian pada tahun 2021, dan 82.634 kasus dengan 40 kematian di tahun 2020.
Tercatat, ada beberapa gejala yang terlihat pada manusia dan hewan rabies. Gejala yang timbul pada manusia di tahap awal yaitu demam, badan lemas dan lesu, tidak nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan sering ditemukan nyeri.
Baca juga: 56.173 Hewan Penular Rabies di Jakarta Sudah Disuntik Vaksin, Paling Banyak Kucing
Setelah itu dilanjut dengan rasa kesemutan atau rasa panas di lokasi gigitan, cemas, dan mulai timbul fobia yaitu hidrofobia, aerofobia, dan fotofobia sebelum meninggal dunia.
Sementara gejala pada hewan yang terkena rabies, yaitu ganas dan tidak nurut pada pemiliknya, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka, dan air liur keluar secara berlebihan.
Hewan tersebut suka bersembunyi di tempat gelap dan sejuk, ekor dilengkungkan ke bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan diikuti oleh kematian. Pada rabies asimtomatik hewan tidak memperlihatkan gejala sakit namun tiba-tiba mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.